Matanurani, Jakarta – Presiden Joko Widodo, Senin (4/5) malam, mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok (GNB) khusus yang dihelat untuk membahas penanganan covid-19.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengajak seluruh kepala negara dan kepala pemerintahan negara Gerakan (GNB) untuk bersatu melawan pandemi yang melanda dunia saat ini.
Meskipun sudah mengalami tren penurunan di beberapa negara, menurut presiden, bencana penyakit itu masih jauh dari usai. Oleh sebab itu ia mengajak negara-negara GNB untuk bergerak cepat, cermat dan strategis.
“Kita harus memperkuat solidaritas politik. Hanya dengan bekerja sama, kita dapat memenangkan peperangan ini,” ujar Jokowi.
Setelah solidaritas politik semakin kuat, seluruh negara anggota GNB harus mengubah itu menjadi kerja sama yang konkret.
“Kita harus berjuang untuk mendapatkan akses yang berkeadilan dan tepat waktu terhadap obat-obatan dan vaksin covid-19 degan harga yang terjangkau,” sambung dia.
Lebih lanjut, mantan gubernur DKI Jakarta itu juga menekankan agar rezim paten dan hak kekayaan intelektual terkait obat dan vaksin dapat diterapkan secara fleksibel demi kemanusiaan.
Seluruh negara anggota GNB juga harus mulai menyiapkan strategi pemulihan pascacovid-19.
Dibutuhkan komitmen bersama untuk memperjuangkan pembangunan kemanusiaan, keringanan utang karena seluruh sumber daya telah dicurahkan sepenuhnya untuk memerangi penyakit menular mematikan tersebut.
“Komitmem G-20 untuk penangguhan pembayaran utang bagi negara berpendapatan rendah perlu diimplementasikan,” tuturnya.
Di akhir sambutannya, presiden kembali menegaskan bahwa multilateralisme harus tetap menjadi landasan kerja sama internasional.
“Ke depan, negara berkembang harus berjuang untuk memperbaiki tata kelola kesehatan global agar kita lebih siap menanganani pandemi yang mungkin saja terjadi lagi,” ucap Presiden.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam KTT tersebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Di dalam KTT yang diselenggarakan di Baku, Azerbaijan itu, hadir pula Presiden Azerbaijan selaku Ketua GNB Ilham Aliyev, Presiden Sidang Umum PBB ke-74 Tijjani Muhammed Bande, Dirjen WHO Tedros Adhanom, Ketua Komisi Uni Afrika Mousa Faki Mahamat, Presiden Afghanistan Ashraf Gani, Presiden Algeria Abdelmadjid Tebboune, Presiden Kuba Miguel Diaz Canel, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Mauritius Mohamed Ould Ghazouani dannPresiden Nicaragua Daniel Ortega.
Selain itu, juga hadir Presiden Nigeria Muhammadu Buhari, Presiden Pakistan Arif Alvi, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, Kepala Dewan Kedaulatan Sudan Abdel Fattah Abdelrahman Burhan, Presiden Togo Faure Essozimna Gnassingbe, Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdimuhamedow, Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa, dan Wakil Presiden Namibia Nangolo Mbumba.
Adapun, kepala pemerintahan yang hadir yaitu Perdana Menteri Belarusia Syarhey Rumas, Perdana Menteri Etiopia Abiy Ahmed, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Malaysia Muhyidin Yassin, Perdana Menteri Nepal Khadga Prasad Sharma Oil, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, dan Wakil Perdana Menteri Bahrain Mohammed bin Mubarak Al Khalifa. (Mei).