Matanurani, Jakarta – Ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai aksi premanisme yang dilakukan oleh oknum atas nama organisasi seperti Kadin Kota Cilegon, Banten, baru-baru ini, memang harus dibabat tuntas.
“Terkait premanisme, ini harus dibabat tuntas. Polri dan aparat penegak hukum lainnya harus menjadikannya prioritas,” kata Wijayanto dikitip Senin (19/5).
Ia memastikan tentunya aksi premanisme ini bisa merusak iklim investasi di Indonesia, bisa membuat pengusaha nasional susah berkembang, dan investor asing menjadi tidak tertarik untuk berinvestasi.
Apa yang terjadi baru-baru ini menjadi pembicaraan hangat dikalangan investor asing. Saatnya Pemerintah menunjukkan taringnya, kita tidak boleh kalah oleh preman,” ujarnya.
Sebelumnya, Polda Banten pada Jumat malam (16/5) mengumumkan penetapan Ketua Kadin Cilegon, Muh Salim, sebagai tersangka atas dugaan pemerasan jatah proyek sebesar Rp5 triliun tanpa lelang kepada PT China Chengda Engineering.
Selain Muh Salim, ikut ditetapkan pula sebagai tersangka lain yakni Wakil Ketua Kadin Cilegon Bidang Industri Ismatullah dan Ketua HNSI Rufaji Jahuri. Ketiganya sudah ditahan usai ditetapkan tersangka.
Kadin telah menonaktifkan keanggotaan ketiga tersangka itu.
Kasus dugaan pemerasan ini menjadi sorotan publik saat viral di media sosial rekaman video pada 9 Mei 2025 yang menampilkan pernyataan Ketua Kadin Cilegon yang meminta jatah proyek pada PT China Chengda Engineering di Cilegon, Banten. Polisi menindaklanjuti peristiwa ini dengan melakukan serangkaian penyelidikan dan meminta keterangan 14 saksi dari pihak perusahaan, organisasi, dan kepolisian. (Ini).
