Matanurani, Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. bersama dengan Mandiri Sekuritas kembali mengadakan Mandiri Investment Forum 2018 (MIF 2018) dengan mengangkat tema “Reform and Growth in the Political Years”.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan tahun ini merupakan awal dari tahun politik dengan akan dilaksanakannya pemilihan kepala daerah serentak dan pemilihan umum presiden pada 2019 .
Efektivitas belanja fiskal selama periode pemilihan akan menjadi faktor yang diperhatikan oleh calon investor, sementara itu kontribusi dari sektor swasta harus terus dijalankan untuk menjaga momentum ekonomi.
Sementara itu, siklus pengetatan moneter oleh negara maju serta pemangkasan neraca bank sentral Amerika Serikat, The Fed, akan menjadi tantangan tersendiri bagi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas ekonomi.
“Konferensi ini bertujuan untuk memberikan pandangan dari para pembuat kebijakan dan para pemain dari sektor swasta mengenai risiko dan potensi ekonomi sepanjang 2018,” ujarnya dalam sambutan yang disampaikan pada MIF 2018 di Jakarta, Rabu (7/2).
Perekonomian Indonesia secara konsisten menunjukkan pemulihan yang stabil dari kondisi yang sempat menurun pada 2013 lalu.
Pertumbuhannya bergerak sedikit lebih cepat tahun lalu di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tingginya volatilitas pasar keuangan.
“Kami mengharapkan peningkatan pertumbuhan ekonomi secara bertahap dapat berlanjut pada 2018 dan seterusnya,” katanya.
Menurut Kartika, Indonesia masih perlu melakukan percepatan pertumbuhan untuk melampaui level 6% guna mengatasi sejumlah tantangan seperti menurunkan tingkat pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi inklusif.
Indonesia harus menghidupkan kembali dan melakukan reformasi terhadap industri manufakturnya untuk mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi.
Peran sektor swasta, termasuk BUMN, menjadi lebih signifikan pada tahap ini dengan memperluas investasi mereka di industri manufaktur yang prospektif.(Bis).