Matanurani, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis perbaikan harga komoditas akan mampu mendorong ekonomi Indonesia pada 2018. Target pertumbuhan sebesar 5,4 persen, diyakini bakal didorong oleh seluruh sektor, khususnya perbaikan harga komoditas.
“Outlook 2018, 5,4 persen dan ini didukung oleh semua sektor, khususnya sektor yang menderita selama tiga tahun terakhir, yaitu penurunan harga komoditas,” kata Sri di acara Mandiri Investment Forum di Jakarta, Rabu (7/2).
Ia mengatakan, pertumbuhan sebesar 5,07 persen pada 2017, masih cukup baik, yang didukung oleh investasi, pertumbuhan industri manufaktur, dan dipengaruhi oleh beberapa komoditas yang melemah sejak beberapa tahun terakhir.
Dia menjabarkan, untuk sektor industri yang tumbuh baik adalah makanan dan minuman, tekstil, industri dasar, dan otomotif.
“Sedangkan berbicara mengenai sektor perdagangan, juga terus mengalami perbaikan dan tetap positif untuk pertumbuhan ekspor serta investasi,” ujar dia.
Secara keseluruhan, dia melanjutkan, kondisi makro ekonomi Indonesia akan tetap stabil, yang diiringi stabilisasi harga. Selain itu, kepercayaan konsumen yang menguat dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan daya beli.
Ia menjelaskan, ada beberapa tantangan geopolitik dan global ke depan, di antaranya seperti masalah nuklir di Semenanjung Korea, perubahan iklim, ketahanan pangan, hingga ancaman sikap proteksionis Amerika Serikat pada tahun ini dan gejolak pasar saham AS.
“Gambaran masih belum jelas dari Dow Jones dan ancaman proteksionis dari AS, serta meningkatnya populisme eurozone, Tiongkok dan Jepang. Kami juga perlu melihat tren yang lebih, adalah meningkatnya milenial dan dampak perubahan teknologi,” ujarnya.
“Tetapi, kita tidak terlalu khawatir, akan terus membangun fondasinya untuk bertahan,” katanya. (Viv).