Matanurani, Jakarta – CORE Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 akan tumbuh marginal di kisaran 5,1% hingga 5,2%. Dibutuhkan kebijakan yang inovatif untuk mendongkrak ekonomi Indonesia agar sesuai harapan pemerintah.
Ekonom Senior CORE Hendri Saparini mengungkapkan, saat ini ekonomi Indonesia memang stabil dan sektor keuangan di Tanah Air juga cenderung stabil. Namun, ekonomi Indonesia cenderung stabil yang tidak bergerak alias stagnan.
“Semua tahu sekarang ini kita stabil, sektor keuangan baik, inflasi terjaga, suku bunga turun. Kita stabil, tapi stabil tidak bergerak,” katanya di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (28/11).
Hendri menuturkan, pemerintah sering mengatakan bahwa ekonomi Indonesia yang cenderung stagnan ini terjadi karena lingkungan global yang juga tidak baik. Namun, faktanya banyak negara yang justru mampu tumbuh tinggi saat kondisi global tidak terlalu berpihak.
“India tumbuh tinggi, China juga 18,3%, Vietnam juga. Kenapa mereka mampu untuk tumbuh dengan lebih tinggi. Tentu banyak faktornya. Tapi Indonesia yang punya potensi besar, kenapa terperangkap di 5%,” tuturnya.
Menurutnya, hal ini terjadi karena banyak negara yang melakukan inovasi dan perubahan kebijakan baik pada level pemerintah dan korporasi. Misalnya, Vietnam saat ini fokus menerima relokasi industri dari China. Sementara Jepang saat ini fokus untuk beralih dari industri elektronik dan automotif ke sektor jasa.
Sebab itu, Komisaris Utama PT Telkom Indonesia (Persero) ini menilail bahwa pemerintah perlu melakukan perubahan dan inovasi terhadap kebijakan yang diambilnya. Sebab, Indonesia memiliki potensi untuk tumbuh lebih baik.
Menurutnya, inovasi tidak bisa dihindari, jika tidak bisa melakukan perubahan, maka potensi hanya tinggal potensi. Memang saat ini ranking kompetitif Indonesia naik cukup tinggi.
“Sudah pada posisi cukup bagus, tapi kenapa kita tidak bisa nerima investasi sebagus yang lain. Jadi, hal itulah yang harus kita kerjakan. Karena semestinya, kalau dari sisi harga CPO, harga minyak, kita ini punya peluang. Hanya kita akan memanfaatkan seperti apa untuk sumber ekonomi ke depan,” imbuhnya.(Sin).