Matanurani, Jakarta – Bank Indonesia memutuskan untuk mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan tambahan pada Rabu, 30 Mei 2018.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman menjelaskan bahwa RDG Bulanan tambahan ini tidak menggantikan RDG bulanan yang biasanya diselenggarakan BI pada minggu kedua setiap bulannya.
” RDG Bulanan tambahan ini akan membahas kondisi ekonomi dan moneter terkini serta prospek ke depan,” ujar Agusman dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (26/5).
Deputi Gubernur BI Perry Warjito sebelumnya mengatakan bakal digelarnya RDG di akhir bulan lantaran terdapat kepentingan pengaturan kebijakan moneter, terutama suku bunga acuan BI (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR).
Ia juga sebelumnya memberi pernyataan bahwa bank sentral nasional di bawah pimpinannya akan lebih preemtif atau melakukan upaya-upaya yang lebih awal terkait pengaturan tingkat suku bunga.
Artinya, bila kondisi ke depan membuat pengaturan suku bunga perlu dilakukan secara cepat, Perry akan menentukan kebijakan itu lebih cepat pula.
“Kemungkinan itu ada untuk melakukan RDG sebelum 27 Juni, sejalan dengan saya akan lebih preemtif dalam kenaikan suku bunga,” jelasnya.
Bank Indonesia dalam RDG pada pertengahan bulan ini memutuskan untuk menaikkan bunga acuan sebesar 25 bps. Besaran bunga acuan tersebut dinilai sejumlah pihak kurang mampu menahan gejolak pelemahan nilai tukar rupiah.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adinegara menilai kenaikan suku bunga BI yang hanya sebesar 25 bps membuat dampak kenaikan bunga terhadap terhadap rupiah tak besar.
“Kecuali, BI berani menaikkan sampai 50 basis poin untuk benar-benar memberi dampak pada stabilitas rupiah,” katanya.
Bahkan menurutnya, untuk mengimbangi tekanan eksternal dari kenaikan suku bunga The Fed guna menjaga jarak suku bunga sesama bank sentral dan menjaga rupiah, BI seharusnya bisa membuka ruang untuk kenaikan 7DRRR mencapai 75 bps hingga akhir tahun ini.
Sementara itu, Kepala Ekonom BTN Winang Budoyo memperkirakan BI masih akan menaikkan bunga acuannya di tahun ini sebesar 25 bps. Hal tersebut dilakukan guna menahan laju pelemahan rupiah akibat menguatnya dolar Amerika Serikat (AS). (Smn).