Matanurani, Jakarta – Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth memperlihatkan tato yang membuat publik terheran. Tato itu bertuliskan bahasa Arab yang berbunyi ‘Kafir’, istilah yang diterjemahkan sebagai tidak percaya pada Tuhan.
Gambar yang beredar daring menunjukkan Hegseth memiliki tato tersebut di bisep bagian dalam lengan kanannya. Ini memicu reaksi marah daring dan memunculkan pertanyaan atas alasan di balik pembuatan tato tersebut. Tato baru Hegseth, merupakan satu dari sekian banyak tato kontroversial yang dimiliki Menteri Pertahanan AS.
Beberapa pengguna media sosial menganggap tato tersebut bersifat Islamofobia, mengingat riwayat Hegseth membuat komentar yang menghasut terhadap umat Muslim di masa lalu. Ia pernah berteriak “Bunuh semua Muslim” dalam keadaan mabuk di sebuah acara untuk veteran militer pada 2015, The New Yorker melaporkan tahun lalu.
Pada 2018, saat berpidato di sebuah acara di Yerusalem, Hegseth mengatakan “tidak ada alasan mengapa mukjizat pembangunan kembali Bait Suci di Temple Mount [Al-Aqsa] tidak mungkin terjadi”, yang dapat diartikan sebagai keinginan untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsa.
Dalam bukunya American Crusade tahun 2020, Hegseth menggambarkan Islam sebagai “musuh barat”, dan memaparkan sejumlah pandangan menyimpang tentang umat Islam.
Pada Rabu (26/3/2025), Hegseth mengunggah foto dirinya mengenakan perlengkapan latihan militer, saat mengunjungi pangkalan militer di Hawaii. Tato tersebut terlihat di salah satu foto. Tato tersebut tampaknya baru, karena foto-foto yang diambil pada bulan November 2024 tidak terlihat gambar tersebut.
Hegseth, yang menjabat sejak Januari setelah terpilihnya Presiden Donald Trump, memiliki sejumlah tato yang mengejutkan dan telah menjadi subjek banyak spekulasi mengenai motif di baliknya.
Di bisepnya juga, ia memiliki tato frasa Latin “Deus vult,” yang berarti “Tuhan menghendakinya,” sebuah pepatah Kristen yang digunakan sebagai seruan perang selama Perang Salib di Abad Pertengahan, ketika tentara Kristen berperang melawan umat Islam di wilayah Levant modern. Di dadanya, Hegseth memiliki tato Salib Yerusalem, varian salib Kristen yang juga dikaitkan dengan Perang Salib.
Tato Kafir milik Hegseth juga memicu ejekan karena ironi tato tersebut berlandaskan agama, padahal kata dalam bahasa Arab tersebut merujuk pada seseorang yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan.
“Hegseth baru saja membuat tato kafir di bawah tato Deus Vult-nya—slogan Tentara Salib,” tulis aktivis pro-Palestina Nerdeen Kiswani. “Itu bukan sekadar pilihan pribadi; itu adalah simbol Islamofobia yang jelas dari orang yang mengawasi perang AS.”
“Bagi dunia Muslim, tato tersebut akan dilihat sebagai pernyataan terbuka permusuhan Hegseth terhadap mereka,” tulis jurnalis Tam Hussein.
Sementara itu, wartawan Inggris Dilly Hussain menulis, “Umat Muslim tidak boleh tersinggung atau terkejut dengan tato baru Pete Hegseth yang bertuliskan ‘kafir’ atau tatonya yang bertuliskan ‘Deus Vult’. Dia hanya menunjukkan kebijakan luar negeri dan pola pikir Amerika terhadap Islam dan umat Muslim.”
Di AS, salib, bersama dengan “Deus vult,” telah dikaitkan dengan beberapa gerakan nasionalis Kristen, gerakan sayap kanan, dan neo-Nazi. Pada 2021, Hegseth dilarang menghadiri pelantikan Presiden Joe Biden karena tatonya. Ketakutan akan insiden ekstremis merebak selama periode tersebut, menyusul kerusuhan Capitol pada 6 Januari. Hegseth telah membela tato-tato tersebut, dan menyebutnya sebagai simbol iman Kristennya.
Menteri Pertahanan ini sebelumnya menjabat sebagai presenter televisi di Fox News, dan merupakan mantan anggota Garda Nasional Angkatan Darat, yang pernah bertempur dalam perang AS di Irak dan Afganistan. Sebelum diangkat menjadi Menteri Pertahanan, Hegseth menghadapi tuduhan pelecehan seksual, penyalahgunaan alkohol dan salah urus keuangan.
Hegseth terlibat dalam skandal lain minggu ini, setelah seorang jurnalis dari The Atlantic secara tidak sengaja ditambahkan ke obrolan yang mengungkapkan rencana lengkap AS untuk serangan mematikan terhadap Houthi Yaman pada 18 Maret. Ia telah digambarkan sebagai orang yang tidak profesional dan memalukan atas insiden tersebut, dan telah dikritik karena belum meminta maaf. (Ini).