Matanurani, Jakarta – Massa yang mengatasnamakan diri sebagai organisasi Rumah Gerakan 98, mendeklarasikan “Lawan Orde Baru” di Rumah Joang 45, Jalan Menteng Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (16/12). Mereka menyatakan menolak nilai-nilai Orba, dan menyatakan tidak mendukung Prabowo Subianto.
Menurut mereka, Pilpres 2019 menjadi momentum bagi kelompok elite politik pendukung Orba kembali ke ruang publik sehingga merasa perlu untuk menyatakan sikap. “Kami merasa perlu menyingsingkan lengan baju, kami ingatkan rakyat dan elite politik untuk tidak sekali-kali kembali kepada Orba,” kata Ketua Umum Rumah Gerakan 98 Bernard Haloho, di lokasi acara, Minggu (16/12).
Bernard sebelumnya tidak mengatakan siapa yang dimaksudnya sebagai elite politik dengan nilai-nilai Orde Baru. Ia hanya mengatakan tokoh ini berpotensi memegang jabatan formal tertinggi di Republik Indonesia.
Namun ketika ditanya apakah Prabowo Subianto, ia menjawab tegas “Jelas! Jelas Prabowo Subianto,” ujar Bernard di Rumah Gerakan 98, yang diklaimnya sebagai tempat berkumpulnya aktivis 1998 yang meruntuhkan rezim Presiden Soeharto kala itu.
Menurut dia, Prabowo harus bertanggung jawab atas pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukannya pada masa kepemimpinan Soeharto itu. Salah satunya kasusnya, kata Bernard, adalah penculikan aktivis. “Dia harus bertanggung jawab dulu terhadap peristiwa masa lalu.”
Ia yakin bila Prabowo terpilih menjadi presiden, di bawah kepemimpinan Prabowo Indonesia nantinya akan digiring kembali seperti era Orde Baru. Ia bertekad akan terus mengkampanyekan gerakan anti Orde Baruini di banyak kota.(Tem).