Matanurani, Kudus – Massa yang terdiri dari para santri se-Kabupaten Kudus turun ke jalan mendoakan kiai sebagai bentuk protes atas puisi Fadli Zon ‘Doa yang Tertukar, di Alun-alun Kudus, siang ini. Alun-alun dari depan Masjid Agung hingga pendapa ditutup.
Massa yang tergabung dalam Aliansi Santri Membela Kiai (Asmak) menyeruak ke dalam barisan yang disiapkan di depan pendapa Pemkab Kudus sejak siang bakda Salat Jumat. Hingga pukul 14.30 WIB, puluhan santri yang masih berdatangan, Jumat (8/2).
Acara dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Santri putra berpakaian baju putih, sarung, dan berpeci. Santri putri mengenakan baju muslim warna putih. Mereka duduk lesehan di atas jalan aspal.
Sejumlah tulisan bernada memprotes Fadli Zon dibawa santri. Seperti Mencela Ulama adalah Dosa Besar, Searc Etika &Adab, Penjarakan Fadli Zon, Kami Bersama Kyai, Doa Santri untuk Kiyai dan lainnya.
Aksi diisi dengan zikir bersama. Mereka hanyut dalam lantunan zikir dan selawat yang dipimpin Solikhul Hadi.
“Aksi ini diikuti 2.000 santri dari 15 pondok pesantren se-Kudus dan alumni santri,” kata Muhammad Sa’roni, koordinator aksi kepada wartawan di sela-sela kegiatan.
Aksi ini berisikan zikir, tausiah, selawat dan doa untuk kiai. Menurutnya, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh sejumlah oknum elite politik yang menyudutkan kiai seperti KH Ma’ruf Amin, KH Yahya Cholil Tsaquf, Tuan Guru Bajang hingga KH Maemun Zubair.
“Hentikan sikap mencela kiai. Fadli Zon minta maaf dan bertaubat,” kata Sa’roni.
Ada sekitar 150 orang polisi yang siaga di lokasi. Sampai pukul 15.00 acara masih berlangsung.(Det).