Home Nasional Buku Diary Dokter Undip yang Bunuh Diri, Curhat Ingin Resign hingga Singgung...

Buku Diary Dokter Undip yang Bunuh Diri, Curhat Ingin Resign hingga Singgung Soal Senior

0
SHARE

Matanurani, Jakarta – Dokter Aulia Risma Lestari (30) memilih mengakhiri hidupnya dengan menyuntikkan obat penenang di kamar kosnya di Lempongsari, Kota Semarang.

Korban ditemukan meninggal dunia di kosnya pada Senin 12 Agustus 2024 sekitar pukul 23.00 WIB.

Saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara, ditemukan sebuah diary milik korban yang tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip).

Diary tersebut jadi petunjuk polisi bahwa korban nekat bunuh diri karena menjadi korban perundungan atau bully.

Catatannya salah satunya berisi keluh kesah korban, beratnya menjadi mahasiswi kedokteran dan menyinggung urusan dengan seniornya.

“Anak itu sudah minta resign, keterangan dari ibunya, sudah curhat. Kedua (penyebab) mungkin menghadapi seniornya, kan perintahnya (senior) sewaktu-waktu, minta ini, itu, ini, itu, keras,” kata Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono, dikutip jumat (16/8).

“Dia mungkin kan sudah komunikasi sama ibunya karena lihat buku hariannya itu kan kelihatannya merasa berat dalam arti itu pelajarannya berat, dengan senior-seniornya itu berat,” kata Agus.

“Ibunya memang menyadari anak itu minta resign, sudah nggak kuat. Sudah curhat sama ibunya, satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras,” sambungnya.

Orang tua korban juga disebut langsung datang ke lokasi usai mendapat kabar tersebut. Agus mengatakan pihak keluarga langsung meminta korban dibawa pulang tanpa di autopsi.

“Ibunya menyadari minta dibawa ke Kariadi tidak diautopsi dan langsung dibawa ke Tegal,” pungkasnya.

Korban ditemukan bunuh diri setelah sang kekasih yang berulangkali menelpon tapi tidak direspons. Kamar kos terkunci dari dalam.

Kekasih korban kemudian meminta tolong temannya yang di Semarang untuk mengecek kos lainnya yang berlokasi di wilayah Tembalang. Namun, kondisinya kosong. Akhirnya di kos Lempongsari itu, bersama ibu kos setempat, coba dibuka dengan kunci cadangan namun gagal. Baru setelah memanggil ahli kunci, pintu bisa terbuka dan kondisi korban sudah meninggal dunia.

Sementara itu, Kemenkes juga angkat bicara terkait insiden ini. Kemenkes mengirim surat ke Direktur Utama RSUP Dr. Kariadi Semarang, isinya menghentikan Program Studi Anastesi di RSUP Dr. Kariadi Semarang sehubungan dengan adanya dugaan perundungan di Prodi Anastesi Undip yang ada di RS tersebut.

Program dihentikan sementara prodi tersebut sampai dengan dilakukannya investigasi dan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan oleh jajaran direksi rumah sakit dan FK Undip. Penghentian ini mulai tanggal surat dikeluarkan. Surat dikeluarkan Kemenkes pada Rabu 14 Agustus 2024, ditandatangani Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dr. Azhar Jaya. (Ini).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here