Matanurani, Jakarta – Ancaman resesi semakin nyata jika program pemulihan ekonomi nasional (PEN) tidak mampu dijalankan secara efektif.
Kondisi ini diikuti sejumlah data terkait dengan indikator perekonomian terus menunjukkan gejala pelemahan seiring dengan sikap kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi yang menahan belanjanya.
Sekretaris Eksekutif 1 Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Raden Pardede menyebutkan berdasarkan analisa dan data menunjukkan tabungan di perbankan itu naik. Akan tetapi jumlah kredit yang disalurkan turun.
Kondisi ini menurutnya semakin mempertegas bahwa kelompok berpenghasilan tinggi cenderung menahan atau masih belum cukup percaya diri untuk belanja atau melakukan investasi.
“Dana pihak ketiga di perbankan naik itu kalau kita lihat lebih lanjut adalah yang punya uang yakni kaum kolonial itu spending mereka relatif kecil turun,” kata Raden, Senin (3/8).
Raden menjelaskan contoh riil pelemahan daya beli itu dilihat dari intensitas belanja kelompok berduit – yang disebutnya sebagai kaum kolonial – di pusat perbelanjaan.
Hampir semua pusat perbelanjaan yang telah dibuka didominasi kaum milenial yang kondisi keuangannya relatif terbatas. Sementara kelompok-kelompok kolonial lebih memilih memilih di rumah dan menyimpan uangnya di perbankan.
Kondisi ini tentu akan sangat berat terutama jika ingin ekonomi kembali pulih dengan cepat. Kepercayaan masyarakat mau tidak mau harus dipulihkan. Tujuannya supaya aktivitas ekonomi termasuk investasi bisa kembali berjalan.
“Target kita tahun ini adalah bagaimana untuk mencegah resesi,” ucapnya.(Bis).