Matanurani, Washington – Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini menjadi kontraksi 4,4 persen dari proyeksi Juni yaitu kontraksi 4,9 persen.
Asumsi IMF berdasarkan pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19 dilanjutkan hingga 2021 dan penyebaran lokal di seluruh dunia menurun pada akhir 2022.
“Kami memproyeksikan keadaan yang lebih baik dibandingkan proyeksi sebelumnya bulan Juni, meskipun masih berada di dalam resesi yang dalam pada 2020,” kata Kepala Ekonomi IMF Gita Gopinath dalam laporan World Economic Outlook yang diumumkan hari ini, Selasa (13/10).
Dia mengatakan revisi didorong oleh pemulihan ekonomi di negara-negara maju dan Tiongkok pada triwulan kedua dan pemulihan yang lebih cepat di triwulan ketiga.
Namun, IMF memperingatkan bahwa badai belum berlalu. Proyeksi pertumbuhan PDB dunia tahun 2021 dipangkas menjadi 5,2 persen dari proyeksi Juni sebesar 5,4 persen.
“Sementara perekonomian global berangsur pulih, jalan menuju pertumbuhan akan berjalan lama, tidak merata, dan tidak pasti,” kata Gopinath, sambil menambahkan bahwa prospek pertumbuhan memburuk secara signifikan di negara berkembang.
Negara berkembang diperkirakan terkontraksi 3,3 persen tahun ini, sementara di India, PDB diprediksi anjlok hingga 10 persen.
AS diperkirakan kontraksi 4,3 persen tahun ini, sementara Inggris, Prancis, Italia, dan Spanyol diperkirakan terkontraksi 10 persen.
Di lima negara ASEAN, Indonesia diperkirakan terkontraksi 1,5 persen tahun ini dan tumbuh 6,1 persen tahun 2021, Thailand -7,1 persen tahun ini dan tumbuh 4 persen 2020, Malaysia -6 persen 2020 dan tumbuh 7,8 persen tahun 2021, Filipina turun 8,3 persen dan tumbuh 7,4 persen tahun depan, Vietnam tumbuh 1,6 persen tahun ini dan tumbuh 6,7 persen tahun depan.(Bes).