Home News Colekan Jokowi & Cuci Tangan Kemenkop di Tragedi Indosurya

Colekan Jokowi & Cuci Tangan Kemenkop di Tragedi Indosurya

0
SHARE

Matanurani, Jakarta – Nama Teten Masduki Menteri Koperasi dan UKM akhirnya mencuat bersama kisruh pengelapan dana nasabah KSP Indosurya. Nama mantan aktivis anti korupsi ini mendadak trendingmenyalip nama Chef Arnold, korban dan Menko Polhukam Mahfud MD yang sebelumnya membuat pernyataan kontroversial beberapa waktu lalu untuk tak perlu menghormati keputusan Mahkamah Agung atas vonis lepas bos Indosurya.

Menteri Teten yang datang sendiri ke di Istana Negara, Rabu (8/2) menggelar jumpa pers setelah bertemu Presiden dan bilang, “Jadi ini persis seperti praktek perbankan tahun 98 di mana dana dari masyarakat diinvestasikan di grupnya sendiri tanpa ada batas minimum pemberian kredit,” ujar Teten.

Tidak jelas, apakah Teten sengaja melaporkan masalah Indosurya ke Istana, atau dipanggil oleh Jokowi. Tetapi pada hari Senin ((6/2)sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk bisa dengan tegas melindungi masyarakat dari berbagai investasi ilegal.

“Rakyat hanya minta satu, sebetulnya duit saya balik. Uang saya balik. Karena waktu ke Tanah Abang ada yang nangis-nangis ceritanya juga kena itu,” kata Jokowi bercerita.

“Waktu Imlek juga sama, itu juga. Di Surabaya nangis, itu juga hati-hati yang namanya pengawasan harus diintensifkan,” kata Jokowi yang meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turun tangan mengawasi pelbagai masalah penipuan dan penggelapan di sejumlah jasa keuangan, dalam dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta.

Cerita Jokowi ini lantas menjadi momentum semua aparat bergerak membuka lagi kasus KSP Indosurya, setelah sebelumnya Chef Arnold bikin geger dengan cuitannya bila saudaranya menjadi korban. Kasus ini mencuat kembali, dipicu oleh vonis lepas dari Majelis Hakim Ketua PN Jakarta atas pemilik Indosurya Henry Surya yang divonis bebas atas segala dakwaan pada Selasa, (24/1).

Sontak, hal ini memicu kemarahan publik karena kasus dugaan penggelapan yang mulai diusut oleh Bareskrim Polri pada tahun 2020 itu diduga merugikan nasabah hingga Rp106 triliun. Saat itu, Henry Surya yang merupakan pemilik KSP Indosurya langsung diamankan oleh Bareskrim Polri. Dia dituntut 20 tahun bui dan denda Rp 200 miliar subsider satutahun kurungan dalam persidangan sebelumnyaatas tindakan merugikan nasabah Rp16 triliun.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah koperasi aktif di Indonesia tahun 2022 mencapai 127.846 unit dengan volume usaha sebesar Rp182,35 triliun. Jumlah ini naik 0,56% dari 2021. Dari jumlah itu 46,42% beroperasi di pulau Jawa. Melihat trennya, jumlah koperasi aktif mengalami peningkatan sejak 2011 hingga 2017. Hanya saja, jumlah tersebut anjlok 16,97% menjadi 126.343 unit pada 2018.

Berbagai masalah penggelapan oleh KSP telah terjadi sejak lama, dan itu seperti dibiarkan oleh Kemenkop UKM selaku pembina koperasi dan aparat hukum lainnya. Misalnya kasus ketidakberesan KSP Indosurya yang sudah tercium sejak tahun 2018.

Kasus ini membetot perhatian publik karena jumlah dana simpanan jumbo yang dtaksir mencapai Rp106 triliun, dan nasibnya kemungkinan besar hilang. Pemerintah sendiri baru baru ini mengatakan tidak akan ada skema bailout atau ganti rugi untuk kasus ini. Besar jumlah simpanan KSP Indosurya tidak lepas dari taktik kotor para sales tabungan yang menawarkan suku bunga simpanan tinggi, antara 9% hingga 12% per tahunnya. Bunga ini ini lebih tinggi dari deposito bank konvensional yang berkisar 5-7%.

Menurut penuturan sejumlah korban, mereka terpedaya karena marketing Indosurya selalu mengatakan induk perusahaan akan bertanggung jawab bila terjadi masalah. KSP Indosurya yang didirikan di Jakarta pada 27 September 2012 dan berkantor pusat di Jl MH Thamrin No 03 Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat mendapatkan izin pendirian dari Kemenkop UKM.(Cnb).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here