Home News Waduh! Kesejahteraan Petani hingga Ketimpangan Pemilikan Lahan Kian Memburuk

Waduh! Kesejahteraan Petani hingga Ketimpangan Pemilikan Lahan Kian Memburuk

0
SHARE

Matanurani, Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mencatat bahwa kesejahteraan petani mengalami penurunan sejak 2015. Hal ini salah satunya disebabkan karena tergerus oleh inflasi.

“Inflasi pada Mei 2017 mencapai 4,33% sedangkan kenaikan upah nominal buruh hanya 4,16% (year on year). Jadi hal serupa juga terjadi pada Mei 2016,” kata Enny seperti dikutip dari laman oke, Jakarta, Senin (10/7).

Penurunan kesejahteraan petani ini dapat dilihat pada pergerakan nilai tukar petani nilai tukar petani (NTP). Tercatat, NTP total selalu mengalami penurunan hingga Juni 2017.

NTP pada Juni 2017 tercatat mencapai 100,52. NTP ini lebih tinggi dibandingkan pada 2016 sebesar 101,47 dan pada Juni 2015 sebesar 100,52.

Hal serupa juga dialami pada NTP sektor pangan. NTP pada sektor ini menurun menurut sejak Juni 2015 hingga Juni 2017, yaitu dari angka 97,29 pada Juni 2015, dan 98,74 pada Juni 2016. Namun, NTP pada sektor ini tercatat membaik pada Juni 2017 menjadi 97,4.

Indef juga mencatat bahwa ketimpangan pemilikan lahan juga masih terjadi di Indonesia. Hal ini berdampak pada rendahnya produktivitas dan kesejahteraan petani, serta usaha tani tidak memenuhi skala ekonomi.

Enny mengatakan, idealnya luas lahan padi, jagung, dan kedelai, agar mampu memenuhi skala ekonomi minimal adalah seluas 1 hektare. Namun, rata-rata luas lahan yang dikuasai oleh petani di Indonesia sangatlah kecil yaitu 0,8 hektare. Sementara Thailand 3,2 hektare dan Filipina 2 hektare.

Berdasarkan Sensus Pertanian 2013, rumah tangga usah pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas antara 0,200,453 Ha sebanyak 6,73 juta rumah tangga. Artinya, terjadi penurunan jumlah rumah tangga yang memiliki lahan antara 2003 dan 2013 sebesar 16,32%. (Oke)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here