Home Nasional Surat Keprihatinan PGI Atas Bencana Sulteng: Bantu Korban Tanpa Isu SARA

Surat Keprihatinan PGI Atas Bencana Sulteng: Bantu Korban Tanpa Isu SARA

0
SHARE

Matanurani, Jakarta – Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyerukan untuk bersama-sama membantu dan menolong para korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, tanpa menunggangi isu perbedaan Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA).

Hal itu disampaikan PGI dalam surat keprihatinannya terkait gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi, yang diterima redaksi.

Kepala Humas PGI Irma Riana Simanjuntak mengatakan, gempan disusul tsunami di Sulteng sungguh menimbulkan duka mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain kehilangan harta benda, Badan Nasional Penanggulangan Bencana  (BNPB) per tanggal 4 Oktober 2018 menyebutkan jumlah korban tewas akibat bencana ini sudah mencapai 1.649 jiwa.

Dikhawatirkan jumlah ini akan bertambah mengingat masih banyaknya korban yang belum ditemukan.

“Peristiwa ini telah mendorong keprihatinan pemerintah, gereja-gereja dan masyarakat di seluruh dunia untuk saling membantu meringankan penderitaan korban, tanpa memandang latarbelakang,” ujar Irma.

Sebagai wujud solidaritas gereja-gereja di Indonesia, lanjut dia, PGI telah melakukan Doa Bersama Lintas Iman di Jakarta pada Rabu (3/10) lalu, sembari mendorong solidaritas anak bangsa untuk memberikan perhatian kepada korban bencana dengan mengedepankan sisi kemanusiaan.

“PGI juga telah berada di lokasi bencana sejak Minggu (30/09) dan bersama gereja-gereja setempat membangun beberapa pusat layanan di lokasi bencana,” urainya.

Sehubungan dengan musibah besar ini, PGI menyatakan gempa merupakan kejadian yang hingga kini tidak bisa diprediksi oleh manusia, meskipun dengan memakai kecanggihan teknologi.

“Oleh karenanya kesiapsiagaan masyarakat perlu ditingkatkan dalam hal pengetahuan mitigasi dalam rangka pengurangan risiko bencana,” tutur Irma.

Sebagai gejala alam menurut dia, maka berbagai bentuk spekulasi tentang bencana ini hendaknya dihentikan.

“Apa yang hendak diperlukan kini adalah membangunkan solidaritas kita sebagai sesama anak bangsa untuk bahu membahu mengurangi penderitaan korban. Untuk itulah kami meminta gereja-gereja di Indonesia untuk tetap mendoakan dan saling bahu membahu membantu korban bencana tanpa memandang latar belakang korban, dan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam aksi kemanusiaan di lokasi bencana,” tuturnya.

PGI pun mengimbau gereja-gereja yang menyalurkan bantuan untuk tetap mengedepankan aspek kemanusiaan dan menghindari isu agama yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.

Dia melanjutkan, hendaknya dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan ini tidak menggunakan pendekatan yang dapat disalah mengerti oleh masyarakat. Karena itu sangat disarankan agar gereja-gereja dapat bekerja bersama dengan elemen bangsa lainnya.

“PGI juga meminta kepada semua pihak agar situasi ini tidak dimanfaatkan untuk kepentingan politik dalam rangka Pileg dan Pilpres 2019,” ujar Irma.

Selanjutnya, PGI meminta semua pihak untuk tidak mengunggah dan menyebarkan foto-foto korban di media sosial yang dapat menimbulkan kesedihan mendalam bagi keluarga. “Dan menghindari memproduksi dan menyebarkan konten hoax terkait bencana yang dapat menimbulkan kecemasan dan kepanikan di masyarakat,” tutup Irma.(Rmo).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here