Matanurani, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV 2018 kemarin di angka 5,18 % secara tahunan (year-on-year/yoy). Maka pertumbuhan ekonomi secara kumulatif 5,17%, lebih baik dari tahun lalu pada 5,07%. Angka ini masuk dalam perkiraan pemerintah, yang pernah disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia 2018 akan ada di kisaran 5,15-5,17%
Namun, angka Produk Domestik Bruto (PDB) secara absolut lebih rendah, 1,69% dibandingkan triwulan sebelumnya. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan angka pertumbuhan ekonomi di kuartal IV ini adalah yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir dan merupakan angka pertumbuhan kuartalan tertinggi sepanjang tahun 2018.
“Ini merupakan pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2014 dari 4,88% menjadi 5,17%. Saya rasa pencapaian ini cukup menggembirakan. Kita berharap ke depan banyak kebijakan yang dilakukan sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih bagus lagi,” jelas Suhariyanto, di Jakarta , Rabu (6/2).
Pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2018 (YoY) pada 5,18%, masih terdiri atas konsumsi yang tumbuh 2,74%, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 2,17%, konsumsi pemerintah 0,38%,lainnya 0,87% dan dan net ekspor yang negatif pada 0,99%.
Struktur pertumbuhan ekonomi Indonesiamenurut lapangan usaha,kata Suhariyanto, tidak berubah, yaitu di dominasi ileh indsutri dengan porsi 19,8% dan tumbuh 4,25%, kemudian perdagangan 13%, konstruksi 11,11% dan pertanian 10,88% . Masing-masing tumbuh 4,39%, 5,58%, dan 3,87%.
Selama triwulan IV 2018, seluruh sektor perekonomian juga tumbuh positif . Sektor jasa lainnya meski kontribusi hanya 1,85% namun tumbuh 9,08% .
“Kita harus berupaya bagaimana sektor-sektor yang dominan seperti indsutri perdagangan konstruksi dan pertanian tumbuh lebih tinggi supaya hasil ekonomi dinikmati seluruh lapisan masyarakat,” tukas Suhariyanto. (Mei).