Home Nasional QC (Quick Count)

QC (Quick Count)

0
SHARE

OPINI:

Oleh: Prof. Dr. Asep Saefuddin

QC atau Quick Count bukan keputusan akhir yang secara politik sah. QC itu hanya metode keilmuan yang tentu walaupun tingkat akurasinya tinggi tetap saja ada kemungkinan salah.

Statistika mengalokasikan adanya dua tipe kesalahan. Yakni salah jenis pertama atau  “type one error”  (alfa) dan salah jenis kedua atau “type two error” (beta).

Alfa adalah kesalahan dimana kita menyimpulkan bahwa QC salah, padahal kenyataanya benar. Adapun beta adalah kesimpulan bahwa QC adalah benar, padahal kenyataannya salah.

Alfa berkaitan dengan Selang Kepercayaan (SK), yakni sebesar (100-alfa)%, misalnya bila alfa 5%, maka SK sebesar 95%. SK ini jangan diartikan sebagai tingkat kepercayaan yang secara maknawi keduanya sangat berbeda.

Alfa dan batas galat (margin of error) itulah yang oleh lembaga survei dipergunakan dalam penentuan ukuran contoh (sample size). Hal itu dimaksudkan agar ‘sample size’ cukup pada Selang Kepercayaan (SK) dan batas galat tertentu.

Biasanya SK dan batas galat yang diambil adalah masing-masing 95% dan 2%.  Akan tetapi dalam survei atau QC, yang sangat penting adalah keacakan (randomness). Keacakan inilah yang menjaga independensi sehingga hasil yang diperoleh itu tak bias (unbiased). Metode yang tak bias, walaupun ukuran contoh (sample size) terlihat kecil tetap sahih (valid) dan dapat dipercaya (reliable) secara keilmuan.

Bila tidak percaya dengan ‘random sampling’, silahkan Anda mencicipi sayur asem satu baskom untuk mengetahui bahwa garamnya sudah cukup atau belum. Orang yang paham statistika dan mampu melakukan pengacakan, maka untuk menduga rasa asin sayur asem itu cukup satu sendok teh saja.

Penulis adalah Ahli Statistik, Dosen IPB saat ini menjabat Rektor Universitas Al Azhar

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here