Matanurani, Jakarta — Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan dalam waktu dekat RI akan kebanjiran investasi puluhan triliun. Kepala BKPM Thomas T Lembong mengatakan sejumlah investor akan mengalirkan dana mereka untuk berinvestasi di Indonesia.
Investasi akan ditanamkan dalam bentuk pembangunan pabrik di Banten, Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek). Namun, Lembong enggan merinci identitas investor tersebut.
“Dalam beberapa bulan ini akan ada groundbreaking (peletakan batu pertama) pabrik-pabrik baru yang nilainya triliun dan puluhan triliun rupiah,” tutur Thomas, Rabu (6/2).
Selain investasi pendirian pabrik tersebut, Thomas mengatakan arus modal juga akan mengalir ke sektor digital. Thomas percaya diri aliran modal tersebut nantinya dapat mendongkrak nilai investasi yang masuk ke Indonesia pada 2019.
“(Yang sudah terealisasi) lihat kan pengumuman dari Gojek. Masih menerima terus investasi dalam jumlah besar,” terang Thomas.
Diketahui, Gojek mendapatkan suntikan dana segar oleh sejumlah investor seperti Google, JD.com, dan Tencent sebesar US$1 miliar atau setara dengan Rp14 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).
Thomas mengatakan aliran modal asing untuk Gojek ini positif. Sebagai salah satu perusahaan rintisan (startup) yang tergolong unicorn, Gojek membutuhkan banyak dana untuk bersaing di kawasan regional dan global.
“Jadi perusahaan di Indonesia harus secepat mungkin mencapai skala ekonomi, harus segera naik kelas menjadi pemain dunia karena ekonomi digital persaingannya sudah regional dan global,” terang Thomas.
Secara keseluruhan, ia masih optimis nilai investasi di Indonesia pada tahun ini bisa lebih baik dari 2018 kemarin. BKPM menargetkan investasi pada 2019 naik 9,84 persen, lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan tahun lalu yang hanya 4,1 persen.
Jumlah investasi pada 2018 naik menjadi Rp721,3 triliun dari posisi 2017 sebesar Rp692,8 triliun. Bila dirinci, investasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp324,8 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp392,7 triliun. (Cen).