Home News Literasi dan Pembangunan Sosial Ekonomi

Literasi dan Pembangunan Sosial Ekonomi

0
SHARE
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro

Matanurani, Jakarta  – Kementerian PPN/Bappenas bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) akan menyelenggarakan Seminar Nasional Literasi dan Pembangunan Sosial Ekonomi pada Selasa 27 Februari 2018.

Seminar yang akan digelar di Ruang Djunaedi Hadisumarto, Kementerian PPN/Bappenas tersebut akan dibuka oleh Menteri PPN/Bappenas Bambang PS Brodjonegoro dan Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando. Selain itu, dalam acara tersebut juga menghadirkan pembicara yaitu Duta Baca Indonesia Najwa Shihab, Pegiat Literasi Gerakan Pustaka Bergerak Nirwan A. Arsuka, Direktur Program PerpuSeru-CCFI Erlyn Sulistyaningsih dan Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek dan Kebudayaan Bappenas Amich Alhumami. Seminar tersebut akan dipandu oleh Retno Pinasti.

Dengan mengusung tema Literasi dan Pembangunan Sosial Ekonomi, para narasumber akan membawakan topik terkait Literasi sebagai Gerakan Kebudayaan, Dampak Sosial Ekonomi Layanan Perpustakaan, Pelayanan Perpustakaan Digital dan Generasi Milenial dan Meningkatkan Akses Literasi untuk Kesejahteraan.

Selain kegiatan seminar, acara juga akan dimeriahkan dengan pameran para pengusaha mikro dan kecil binaan perpustakaan daerah sebagai bukti peran literasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek dan Kebudayaan Bappenas Amich Alhumami mengatakan “literasi mampu berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan. Selain terkait dengan kecakapan literal dan numerical tenaga kerja, literasi juga mampu meningkatkan daya saing ekonomi,” ujar Amich di Jakarta, Selasa (20/2).

Amich menjelaskan kegiatan literasi tidak hanya dimaknai secara konvensional yaitu kemampuan membaca dan menulis, namun juga dapat diterkemahkan untuk mengatasi persoalan, meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.

“Perpustakaan, taman baca dan pendidikan tinggi harus mulai mengubah paradigma literasi keberaksaraan menuju paradigma literasi yang memberdayakan masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando memahami pentingnya peran literasi untuk kesejahteraan, oleh karenanya perpustakaan harus melakukan transformasi layanan berbasis inklusi sosial.

“Transformasi pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan,” paparnya.

Di lokasi yang sama, Pegiat Literasi dan Pustaka Bergerak Indonesia Nirwan A Arsuka mengatakan, penguatan literasi penting dilakukan dengan beberapa hal salah satunya dengan penguatan masyarakat madani, perbanyak armada pustaka bergerak untuk menjangkan seluruh warga sekaligus peningkatan jumlah dan mutu buku yang diedarkan ke penjuru Indonesia.

“Sembako yang bagus mungkin bisa mengenyangkan masyarakat selama seminggu, tapi buku yang bermutu bisa mengenyangkan sekaligus membuat mereka kaya raya dan berdaulat semur hidup,” tuturnya. (Smn).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here