Matanurani, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik amonium nitrat yang dikelola joint venture PT Pupuk Kaltim dan PT Dahana, PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) di Kawasan Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur pada Kamis (29/2).
Pembangunan pabrik penunjang bahan peledak itu menghabiskan investasi senilai Rp1,2 triliun dengan kapasitas produksi 75.000 ton per tahun. Adapun, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pabrik mencapai 93,7%.
“Kita harapkan dengan pembangunan industri Kaltim Amonium Nitrat ini kemandirian kita, produktivitas kita di bidang pangan menjadi lebih mandiri, berdikari, dan investasi yang ditanamkan Rp1,2 triliun tidak sia-sia,” kata Jokowi saat peresmian Pabrik KAN di Bontang, Kamis (29/2).
Berdirinya pabrik amonium nitrat milik BUMN ini disebut sebagai langkah RI untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, terutama di bidang bahan baku industri dan bahan peledak.
Adapun, permintaan amonium nitrat dalam negeri mencapai 560.000 ton dengan produksi 300.000 ton. Dalam hal ini, 21% amonium impor masih impor.
Pabrik amonium nitrat ini juga dapat memutus ketergantungan impor pada industri bahan peledak di sektor pertambangan dan pertahanan, serta industri pupuk. Dengan kapasitas tersebut, pabrik KAN mampu mengurangi impor sekitar 8%.
Dia pun berharap, pabrik ini mampu menciptakan nilai tambah produk dalam negeri, membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia utamanya masyarakat Bontang.
Di sisi lain, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kemandirian industri pupuk harus diimbangi dengan pembangunan industri petrokimia dalam negeri. (Bis).