Matanurani, Jakarta– Pulau Jawa menjadi medan pertempuran paling sengit antara kandidat calon presiden (capres) dan partai politik. Mereka semua mengharapkan suara optimal di wilayah padat penduduk ini.
Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa mencapai 154,28 juta atau sekitar 56 persen dari total populasi tahun 2022 sebanyak 275,7 juta.
Sementara dari jumlah populasi tersebut, Komisi Pemilihan Umum atau KPU telah menetapkan sebanyak 204,8 juta daftar pemilih tetap (DPT), dengan jumlah 56,3 persen atau 115,37 adalah pemilih yang tinggal di Pulau Jawa.
Jika melihat riwayat Pemilu 2019 lalu, Pulau Jawa merupakan battle ground yang cukup sengit antara pendukung Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, melawan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.
Prabowo-Sandi menguasai Pulau Jawa bagian Barat (Banten dan Jawa Barat), kecuali DKI Jakarta. DKI Jakarta dimenangkan oleh pasangan Jokowi-Amin.
Sedangkan Jokowi Amin berhasil menang mutlak di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, hingga Jawa Timur.
Kemenangan Jokowi-Amin di tiga provinsi mencapai lebih dari 60 persen. Di Jawa Tengah, Jokowi-Amin bahkan berhasil menang dengan perolehan suara sebanyak 77,26 persen.
Dengan riwayat pertarungan tersebut, serta jumlah populasi yang mencapai lebih dari 56 persen dari total pemilih, maka pada Pilpres 2024, para kandidat mulai fokus untuk memenangkan pertarungan di Pulau Jawa.
Hal itu terbukti bahwa hampir semua kandidat capres dan cawapres yang bertarung saat ini merepresentasikan pemilih di pulau tersebut.
Paslon nomor 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, misalnya, merepresentasikan suara kelompok Islam yang populasinya di Pulau Jawa.
Cak Imin adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mayoritas pemilihnya ada di Jawa Timur. Pada Pemilu 2019 lalu, PKB memperoleh 19,41 suara di Jawa Timur. PKB juga menjadi runner up di Jawa Tengah dengan perolehan suara sebanyak 14,09 persen. Adapun Anies Baswedan adalah mantan Gubernur DKI Jakarta.
Indikator Politik maupun Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatat bahwa, Anies memuncaki elektabilitas di DKI Jakarta dengan angka sebanyak 39,2 dan 36,3 persen. Kalau mengacu 2 survei itu, besar kemungkinan Anies menang di DKI Jakarta. .
Sementara itu, pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka juga sama-sama merepresentasikan suara di Pulau Jawa baik secara genealogis maupun sosiologis.
Prabowo memiliki modal besar, sebagai capres yang pernah menang di Jawa bagian Barat. Selain itu, partainya yakni Gerindra juga menjadi pemenang di Jawa Barat dengan perolehan suara sebesar 17,65 persen.
Prabowo juga ditopang oleh Gibran Rakabuming Raka. Gibran adalah putra sulung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi sendiri menjadi presiden setelah menang mutlak di Jateng, Jatim dan DIY. Pendukung Jokowi yang nonpartisan baik itu relawan hingga orang yang secara personal memilih mantan Gubernur DKI Jakarta itu, berpotensi beralih mendukung Prabowo-Gibran.
Hanya saja soal berapa persentasenya, satu-satunya indiktor kuantitatif yang bisa digunakan untuk mengukur Gibran putra Jokowi effect bagi Prabowo bisa adalah lembaga survei.
Indikator Politik dan Polltracking telah mempublikasikan data dan hasilnya menunjukkan bahwa adanya kenaikan dari sisi elektabilitas untuk Prabowo-Gibran.
Versi Indikator Politik, elektabilitas Prabowo-Gibran melejit di angka 40,6 persen pada periode survei 27 Oktober sampai 1 November 2023. Adapun, paslon Ganjar Pranowo dan Mahfud MD juga merepresentasikan suara di Pulau Jawa plus Madura. Madura secara geografis adalah pulau tersendiri, tetapi masuk dalam administrasi Provinsi Jawa Timur.
Ganjar adalah Gubernur Jawa Tengah dua periode. Sebelum Gibran maju, dia identik sebagai penerus Jokowi. Pasang surut elektabilitas Ganjar sangat berkaitan dengan kepuasan publik terhadap Joko Widodo.
Namun demikian, ketika akhirnya putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai cawapres Prabowo. Elektabilitas Ganjar mulai anjlok meski berpasangan dengan Mahfud MD.
Suara Ganjar yang solid hanya ditopang oleh PDIP yang menjadi partai pemenang pada Pilpres 2019 lalu.(Bis).