Matanurani, Manila – Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah meminta kepada separatis Muslim dan pemberontak pimpinan Maois untuk bergabung dalam perang pemerintahnya melawan militan yang terkait dengan Islam. Duterte bahkan siap membayar dan memberikan rumah jika mereka bersedia bergabung untuk mengalahkan musuh bersama yaitu kelompok Maute.
Duterte mengatakan bahwa ia akan memperlakukan gerilyawan komunis dan separatis sama seperti tentara pemerintah jika mereka bergabung dalam peperangannya. “Saya akan mempekerjakan Anda sebagai tentara; bayaran yang sama, hak istimewa yang sama, dan saya akan membangun rumah untuk Anda di beberapa daerah,” kata Duterte, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (28/5).
Tawaran Duterte kepada Maois terjadi setelah pemerintahnya membatalkan perundingan damai terakhir dengan sayap politik NPA. Pemerintah Filipina menuduh pemberontak merencanakan lebih banyak serangan. “Jika ini terus berlanjut, dan Anda ingin bergabung, ambillah kesempatan Anda dengan Republik,” kata Duterte.
Tidak ada reaksi langsung dari para pemimpin kelompok atas tawaran Duterte.
Duterte mengatakan bahwa pendiri dan pemimpin MNLF, Nur Misuari, telah mengiriminya sebuah surat yang mengundurkan diri dari pasukannya untuk bergabung dalam pertempuran di Marawi dan bagian lain provinsi Lanao del Sur.
Sementara itu, mengenai nasib 11 warga negara Indonesia yang saat ini masih berada di Marawi Filipina, menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla hal itu merupakan risiko yang harus ditanggung oleh masing-masing orang. Menurut dia, bisa saja warga Indonesia pergi ke Filipina untuk ikut pelatihan dengan jaringan teroris. “Itu bahayanya kalau orang Indonesia ke Filipina,” kata Kalla di Jakarta, Minggu, 28 Mei 2017.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir menyatakan sebanyak 10 WNI yang berada di Marawi merupakan Jamaah Tabligh asal Bandung dan Jakarta yang sedang melakukan Khuruj (meninggalkan rumah untuk ibadah dan dakwah di masjid selama 40 hari). “Satu orang lainnya adalah WNI yang menikah dengan orang setempat dan sudah lama tinggal di Marawi,” kata Arrmanatha.
Arrmanatha menyatakan hingga saat ini ke-11 WNI itu tidak mempunyai keterkaitan dengan kelompok Maute, ISIS atau kelompok teroris lain yang tengah berkonflik di Marawi. “Kesepuluh WNI dalam keadaan baik dan aman,” ucapnya. (Bis)