Matanurani, Jakarta – Meski tidak semua bisa mengalami, masyarakat lanjut usia (lansia) yang bisa hidup hingga usia di atas 100 tahun bukan sesuatu yang sangat langka.
Namun, sesehat-sehatnya manusia, kalangan ilmuwan mengklaim manusia tidak lagi punya mekanisme bertahan hidup di atas umur 150 tahun. Ini terungkap dalam sebuah jurnal Nature Communication, seperti dikutip Minggu (30/5)..
Dalam jurnal tersebut, para ilmuwan menggunakan permodelan matematis untuk mengungkap batas absolut umur manusia. Terungkap bahwa setelah memasuki 120-150 tahun manusia akan benar-benar kehilangan kemampuan hidup.
Kemampuan yang dimaksud adalah pulih dari berbagai macam stres termasuk cedera dan penyakit. Akibatnya, kematian adalah sesuatu yang tak terhindarkan di usia tersebut.
Para ilmuwan menganalisis data dalam jumlah besar dari Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Rusia. Termasuk di antaranya data medis yang didapat secara anonim dari 500.000 orang, termasuk data tes darah yang ritun dilakukan tiap beberapa bulan.
Dengan data tersebut, para ilmuwan menggunakan teknologi untuk membuat permodelan komputer yang disebut dynamic organism state indicator atau DOSI untuk masing-masing individu.
Hasilnya digunakan untuk mengukur usia biologis yang mengkuantifikasi seberapa bagus seseorang bisa pulih dari stres, baik cedera maupun penyakit.
Kepada LiveScience, Judith Campisi dari Buch Institute for Research on Aging di Novato California menyebut riset semacam ini mendasarkan perhitungan pada data historis dan saat ini dari populasi manusia.
“Menebak-nebak tetapi berdasarkan data yang baik,” ujar Campisi yang tidak terlibat dalam riset tersebut.(Cnb)