Matanurani, Jakarta—Pada siang ini, Selasa (4/7/2017), Presiden Joko Widodo dijadwalkan berkunjung ke Bursa Efek Indonesia.
Menurut informasi yang diperoleh, Presiden akan hadir pada pukul 11.00 WIB dan akan bertemu dengan pelaku pasar untuk membahas kondisi perekonomian.
Adapun, pasar saham Indonesia pada pembukaan perdagangan pagi ini tertekan. IHSG pada hari ini dibuka turun 0,40% atau 23,52 poin di level 5.886,72 dan melemah 0,48% atau 28,12 poin ke level 5.882,12 pada pukul 09.09 WIB.
Hubungan antara Presiden Jokowi dengan pasar saham Indonesia terbilang unik. Pasar pernah merespons sangat positif pencalonan Jokowi untuk maju dalam Pemilihan Presiden 2014.
Saat itu, IHSG melompat lebih dari 3% dan istilah Jokowi’s Effects mulai menjadi tren di kalangan pelaku pasar.
Dalam sejumlah kunjungannya ke Bursa Efek Indonesia, Presiden juga pernah memberikan dampak positif terhadap pergerakan pasar saham, tepatnya pada 6 April 2015.
Saat itu, IHSG berhasil menyentuh posisi tertinggi sepanjang sejarah pasar saham Indonesia, yakni 5.523,29, atau naik 0,79% dari hari sebelumnya.
Dalam kunjungannya kala itu, Presiden Jokowi memperkirakan IHSG dapat menyentuh level 6.000.
Tampaknya, perkiraan Jokowi tersebut akan segera terwujud karena indeks sempat menyentuh level tertinggi baru pada perdagangan kemarin.
Pada perdagangan pertama pascalibur Lebaran, Senin (3/7/2017), IHSG sukses membukukan level penutupan tertiggi sepanjang masa di level 5.910,24 dengan kenaikan tajam 1,38%.
Kendati demikian, dalam dua kunjungan Jokowi berikutnya ke Bursa Efek Indonesia, IHSG justru terperosok, seiring faktor fundamental internal dan eksternal yang kurang baik kala itu.
Menanggapi kehadiran Jokowi di Bursa Efek Indonesia, analis PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menyambut positif kehadiran Jokowi di Bursa Efek Indonesia. Menurutnya, Presiden mampu menghadirkan katalis positif bagi pelaku bursa secara psikologis.
“Kunjungan tersebut memberikan sinyaal positif ke pasar. Pasar akan menangkap atensi yang di berikan oleh Pak Jokowi terhadap pasar saham,” ujarnya seperti dikutip dari laman bisnis, Senin (4/7).
Terkait penurunan IHSG pada awal perdagangan bursa hari ini, Alfred menilai hal tersebut merupakan koreksi teknikal dan wajar terjadi pascakenaikan tinggi kemarin.
“Melihat tren positif IHSG secara year-to-date, yang naik karena ditopang oleh fundamental kuat, maka saya optimistis tembus level 6.000. Apalagi, inflasi Juni 2017 juga terkendali,” tuturnya.
Menarik untuk disimak bagaimana hasil pertemuan Presiden Jokowi dengan pelaku pasar modal Indonesia pada hari ini. Akankah Jokowi’s Effects kembali terjadi? (Bis).