Oleh : Djafar Badjeber, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Periode 1999-2004
BAGI sebagian orang tinggal di Jakarta tidak semua mengenal nama Gubernur Jakarta sejak kemerdekaan sampai saat ini.
Gubernur Jakarta yang pertama adalah Soewiryo, ( PNI ) tahun 1945 – 1947. Mengingat terjadi lagi pendudukan Belanda, tahun 1947-1948, dan Jakarta masuk Bagian Negara Pasundan 1948-1950 terjadi kekosongan jabatan Gubernur Jakarta.
Setelah gonjang ganjing suasana presiden Soekarno mengangkat lagi Mr. Soewiryo sebagai Gubernur Jakarta, 30 Maret 1950 sampai 2 Mei 1951.
Selanjutnya presiden mengangkat Syamsuridjal ( Masyumi ) sebagai Gubernur Jakarta 29 Juni 1951 sampai 9 November 1953.
Setelah itu presiden Soekarno mengangkat Soediro ( PNI ) sebagai Gubernur Jakarta 9 November 1953 sampai 25 Feb 1958 dan dilanjutkan lagi sampai dengan 29 Januari 1960.
Sesudah itu presiden Soekarno mengangkat Mr. Soemarno Sastroatmodjo ( TNI ) sebagai Gubernur Jakarta, 29 Januari 1960 sampai dengan 26 Agustus 1964.
Mengingat situasi politik saat itu mulai memanas antara PKI dan Masyumi serta HMI, presiden Soekarno menunjuk Henk Ngantung ( Non Partai ) sebagai Gubernur Jakarta, 26 Agustus 1964 sampai dengan 15 Juli 1965. Henk Ngantung tidak sampai satu sebagai Gubernur, diganti lagi dengan Soemarno Sastroatmodjo ( TNI ) dari 15 Juli 1965 sampai 28 April 1966, di era ini situasi politik sangat mencekam, terjadi pro-kontra dalam masyarakat, terutama mahasiswa dan elemen sipil sociaty yang menantang PKI dan onderbow-nya.
Setelah kekuasaan orde lama mulai goyah presiden Soekarno mengangkat dan melantik Ali Sadikin ( TNI- KKO ) sebagai Gubernur Jakarta, 28 April sampai 14 Februari 1972.
Setelah Soeharto menjadi Presiden, beliau tetap mengangkat Ali Sadikin sebagai Gubernur DCI Jakarta, 14 Februari 1972 sampai 11 Juli 1977 ( sudah Pemilu ).
Sebagai Gubernur DCI Jakarta saat itu Ali Sadikin banyak melakukan terobosan pembangunan, karena saat itu Jakarta bak kampung besar. Gebrakan Ali Sadikin menimbulkan pro- kontra ditengah masyarakat Jakarta, terutama orang yang tidak siap dengan perubahan. Hal yang paling fenomenal adalah proyek MHT diseluruh perkampungan Jakarta, yang mendapat perhatian dan pengakuan dunia Internasional.
Setelah 10 tahunan Ali Sadikin memimpin Jakarta banyak perubahan besar terjadi dimana- mana.
Kemudian Gubernur berikutnya Tjokropranolo ( TNI ), 11 Juli 1977 sampai 29 September 1977 dan dilanjutkan sampai 1982 ( hasil pemilu yang dipilih DPRD DKI).
Dari satu era ke era lainnya, Gubernur berikutnya R. Soeprapto ( TNI ), 29 September 1982 sampai 6 Oktober 1987 ( dipilih di DPRD DKI Jakarta hasil pemilu 1982 ). Sesudahnya yang menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah Wiyogo Atmodarminto ( TNI ) saat dipilih di DPRD DKI hasil pemilu 1987, periodenya 6 Oktober 1987 sampai 6 Oktober 1992. Penulis saat itu ikut memilih beberapa Gubernur DKI Jakarta di DPRD, selain Wiyogo, Soeryadi Soedirdja, dan Sutioyoso.
Soeryadi Soedirdja ( TNI ) Gubernur DKI Jakarta, 6 Oktober 1992 sd 6 Oktober 1997. Pemilihannya tetap di DPRD Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta yang cukup fenomenal adalah Sutioyoso ( TNI ) , 6 Oktober 1997 sd 7 Oktober 2002 dan 7 Oktober 2002 sd 7 Oktober 2007. Saya sebut Gubernur cukup fenomenal karena banyak langkah pembangunan yang dilakukannya.
Gubernur berikutnya adalah Fauzi Bowo (sipil dan birokrat karir ) , menguasai permasalahan DKI Jakarta, 7 Oktober 2007 sd 7 Oktober 2012.
Gubernur fenomenal berikutnya adalah Joko Widodo (sipil ) 15 Oktober 2012 sd 16 Oktober 2014. Di era Joko Widodo tentu sangat berbeda dengan Gubernur sebelumnya, dia sering turun ke lapangan bahkan sampai ke gorong-gorong melihat langsung pekerjaan proyek.
Setelah Joko Widodo mencalonkan diri sebagai calon presiden, jabatan Gubernur dilanjutkan Basuki Tjahaya Purnama ( Ahok / sipil ) dari 16 Oktober 2014 sd 19 Nov 2014, kemudian dari 19 Nov 2014 sd 9 Mei 2017.
Dalam kepemimpinan Ahok muncul pro-kontra, ada yang suka dan ada yang benci karena sepak terjangnya yang bikin orang terkaget-kaget. Meskipun demikian sentuhan pembangunan terus dikerjakan.
Gubernur berikutnya Djarot Saiful Hidayat ( PDI. P/ sipil ) , 9 Mei 2017 sd 15 Juni 2017 dan 15 Juni 2017 sd 15 Oktober 2017.
Lebih lanjut Gubernur DKI Jakarta terpilih dalam pilkada tahun 2017 Anies Rasyid Baswedan (sipil/ akademisi) 16 Oktober 2017 sd 15 Oktober 2022. Selama dia menjadi Gubernur, pembangunan Jakarta pisik maupun manusianya mendapat porsi signifikan.
Mengingat masa jabatan Anies sudah 5 tahun, presiden Joko Widodo mengangkat Heru Budi Hartono sebagai Pejabat Gubernur DKI Jakarta sampai saat ini.
Lantas siapa Gubernur DKI Jakarta berikutnya ?
Semua itu terpulang kepada masyarakat Jakarta. Pilihlah Gubernur dan Wagub yang bisa membawa kemaslahatan dan kesejahteraan.