Home Opini Hati – hati Resesi Ekonomi, Jika Penanganan Covid 19 Terlalu Lama dan...

Hati – hati Resesi Ekonomi, Jika Penanganan Covid 19 Terlalu Lama dan Boros

0
SHARE

Oleh : Dr. S Benny Pasaribu, MEC

PANDEMI virus Corona ini telah berhasil merontokkan banyak pemikiran para cendekiawan, pengusaha, dan pengambil kebijakan publik. Selain daya sebar yang cepat dan luas sesuai mobilitas manusia juga membawa kematian bagi sebagian manusia yang terinfeksi, terutama kaum lansia, pengidap penyakit komplikasi menahun, dan balita, yang semuanya tidak memiliki sistem immune yang kuat.

Tetapi yang lebih menakutkan adalah dampaknya terhadap perekonomian. Pertumbuhan global diperkirakan akan negatif karena resesi di banyak negara. Angka pengangguran dan kemiskinan akan melonjak naik.

Indonesia tidak terkecuali. Pertumbuhan ekonomi akan turun drastis, kalau tidak negatif. Banyak industri mengurangi produksinya, kalau tidak tutup, dan buruh diliburkan, kalau tidak PHK. Usaha UMKM kemungkinan banyak bertahan tapi sebagian di antaranya akan kehilangan pendapatan. Semua itu akibat atau dampak dari virus itu sendiri dan respons kita, terutama di daerah yang sering kurang tepat dan lambat.

Bantuan fiskal sebesar Rp 415 Triliun akan segera digelontorkan oleh Presiden Jokowi ditambah fasilitas dari lembaga keuangan (OJK) dan Moneter (BI).

Namun, jika kebijakan yang paling tepat masih sulit diaplikasikan, termasuk physical distancing dan kebersihan masyarakat.

Solusinya, kebijakan yang realistis sesuai budaya dan kearifan lokal perlu dipertimbangkan. Gotong royong digalakkan mulai tingkat RT/ RW.  Pilihan prioritas untuk refocusing sangat diperlukan supaya megutamakan penanganan terhadap kelompok warga yang berisiko kematian, seperti lansia, pengidap penyakit komplikasi menahun, dan Balita. Social unrest atau kerusuhan masyarakat seperti tahun 1998 harus sama-sama dihindari.

(Penulis Ekonom Senior, Mantan Ketua KPPU RI)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here