Matanurani, Jakarta — Rapat antara Presiden Joko Widodo bersama para menteri akan dilakukan secara kombinasi, yakni dalam jaringan (daring) via video konferensi (vicon) ataupun luar jaringan (luring) atau offline alias kehadiran fisik.
Hal ini dikatakan menyusul keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai 14 September.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan jenis rapat akan menyesuaikan dengan jumlah menteri yang mengikuti rapat. Jika peserta hanya satu sampai empat menteri, maka rapat tetap akan digelar tatap muka, dan sebaliknya.
“Jadi kombinasi, jika lebih dari lima kementerian maka diadakan vicon, tapi kalau satu sampai tiga, atau empat orang bisa offline,” ujar Heru, Kamis (10/9).
Sejak pandemi Covid-19, Jokowi memang menggelar rapat secara virtual dengan para menteri. Rapat sempat digelar dengan tatap muka, namun usai pertemuan dengan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo di Istana Kepresidenan beberapa waktu lalu rapat sepenuhnya kembali digelar virtual.
Saat itu, Purnomo dinyatakan positif Covid-19 usai bertemu dengan Jokowi.
Tak lama rapat digelar dengan kombinasi tatap muka dan virtual. Terbaru, Jokowi masih menggelar sidang kabinet paripurna pada Senin (7/9) lalu dengan tatap muka bersama para menteri.
Selang sehari, Jokowi kembali menggelar rapat secara virtual saat membahas soal pelaksanaan pilkada.
Anies diketahui kembali menerapkan PSBB total mulai 14 September 2020. Mantan mendikbud ini mengakui Jakarta tak lagi memiliki banyak pilihan selain menarik rem darurat sesegera mungkin.
Ia menyatakan akan meniadakan sementara pembatasan lalu lintas berdasarkan nomor polisi ganjil genap dan membatasi transportasi umum.
Jakarta sempat menerapkan PSBB total di awal pandemi untuk menekan laju penyebaran virus covid-19. Tak lama kebijakan itu dilanjutkan dengan PSBB transisi. Namun jumlah kasus positif covid-19 di ibu kota justru terus bertambah.(Cen).
