Matanurani, Jakarta – Program subsidi upah untuk para pekerja secara resmi diluncurkan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/8).
Dengan bantuan tersebut, ia berharap daya beli masyarakat, terutama yang berada di golongan menengah, tetap terjaga sehingga mampu mendorong perekonomian nasional.
Dalam kondisi sulit akibat pandemi covid-19 seperti sekarang, bukan hanya masyarakat kelas bawah saja yang mengalami kesusahan, melainkan juga orang-orang di kelas menengah dan atas.
“Yang bermasalah bukan hanya yang kecil saja. Perusahaan kecil terganggu, perusahaan menengah terganggu, perusahaan besar juga terganggu. Semua mengalami hal yang sama, masalah kesehatan dan masalah ekonomi,” ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/8).
Karena alasan itulah pemerintah memutuskan memberi stimulus kepada para pekerja yang memiliki upah di bawah Rp5 juta per bulan dan terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.Bantuan Subsidi Upah sebesar Rp2,4 juta secara total akan diberikan kepada 15,7 juta pekerja secara bertahap hingga akhir September.
Pada tahap pertama, pemerintah akan menyalurkan kepada 2,5 juta pekerja yang telah lebih dulu divalidasi dan diverifikasi. Selain sebagai stimulus, subsidi upah juga merupakan bentuk apresiasi kepada para pekerja dan perusahaan yang rutin membayar iuran jaminan sosial.
“Artinya ini adalah sebagai sebuah penghargaan, reward, kepada para pekerja dan perusahaan yang patuh selalu membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan,” ucap Jokowi.
Program Bantuan Subsidi Upah merupakan salah satu bagian dari rangkaian Pemulihan Ekonomi Nasional.Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan berbagai stimulus yang lebih ditujukan kepada masyarakat kelas bawah seperti bantuan sosial tunai, bantuan sembako, BLT Desa, subsidi listrik serta bantuan produktif usaha mikro.
“Totalnya tidak tahu nih berapa puluh juta masyarakat yang telah kita berikan bantuan. Kita harapkan, sekali lagi, dengan bantuan ini konsumsi rumah tangga tidak terganggu, daya beli masyarakat jadi meningkat dan kita pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali pada posisi normal,” tandasnya. (Mei).