Matanurani, Pittsburgh – Pertemuan menteri-menteri luar negeri kelompok 7 negara industri (G-7) yang dijadwalkan di kota Pittsburgh, Amerika, tanggal 24 dan 25 Maret ini akan diadakan lewat telekonferensi untuk mencegah meluasnya perebakan virus korona yang sudah digolongkan pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada Rabu 11 Maret, pemerintah AS telah memutuskan untuk mengadakan pertemuan tingkat menteri G-7 itu lewat teleconferensi, supaya para peserta tidak perlu datang ke Pittsburgh.
Pertemuan itu akan dihadiri oleh tujuh negara industri besar, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Italia, Perancis, Kanada dan Inggris, dan kemungkinan besar akan membahas berbagai krisis yang sedang melanda dunia, yang disebabkan oleh perebakan virus korona.
Konferensi itu juga akan menyusun agenda untuk pertemuan puncak G-7 yang akan diadakan di dekat kota Washington DC pada bulan Juni.
Sementara itu, sejumlah negara Eropa hari Rabu mengumumkan penutupan sekolah dan universitas dan mengenakan pembatasan perjalanan lebih lanjut. Berbagai acara olahraga dan kebudayaan juga dibatalkan karena semakin meluasnya perebakan virus corona di Eropa dan makin banyak kematian yang disebabkan olehnya.
Jumlah penderita di seluruh dunia lebih dari 125 ribu orang dan 4.600 orang lebih telah meninggal, termasuk peningkatan tajam kematian di Italia dan Iran, kata kantor berita AFP.
Puluhan juta penduduk Italia, negara yang merupakan pusat perebakan virus korona di Eropa telah dikenai karantina, sehingga jalan-jalan tampak kosong dan toko-toko tutup. Pemerintah telah menyediakan dana sampai 28 miliar dollar untuk bantuan uang tunai bagi hotel-hotel dan restoran yang tutup, dan juga bantuan bagi penduduk dengan menunda pembayaran cicilan utang rumah mereka.
Bahkan sejumlah negara yang hanya mencatat sedikit penderita virus korona, seperti Polandia dan Ukraina telah menutup sekolah-sekolah dan menjalankan sejumlah langkah pengamanan lainnya. Pemerintah Austria mengatakan akan menutup semua museum dan menghentikan layanan kereta api ke dan dari Italia.
Kendati keadaan di China tampak membaik, dan para pejabat di propinsi Hubei dimana epidemi itu dimulai, mengatakan pemilik bisnis bisa memulai kembali kegiatan mereka, para pejabat telah mengumumkan bahwa semua penumpang internasional yang tiba di Beijing harus masuk karantina selama dua minggu.(Oke).