Matanurani, Jakarta – Pengamat Pertanian, Dwi Andreas Santosa memproyeksikan swasembada tiga komoditas utama pangan yaitu padi, jagung dan kedelai masih sulit tercapai. Alasannya, kebutuhan lahan yang terbatas.
“Kalau kita mau swasembada untuk tiga komoditas tersebut, lahan 7,7 hektare pasti tidak cukup,” kata Dwi Andreas dikutip Antara Jakarta, Kamis (8/2).
Dwi Andreas mengatakan, citra satelit memperlihatkan lahan yang tersedia untuk pemenuhan tiga komoditas utama tersebut hanya sekitar 7,7 juta hektare dan tidak mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir.
Untuk itu, Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menyarankan agar pemerintah untuk fokus kepada satu komoditas terlebih dahulu, seperti beras, yang memiliki nilai politis tinggi.
Menurut dia, apabila pemerintah fokus hanya kepada penanaman padi, lahan seluas 7,7 juta hektare sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan beras yang saat ini menjadi kebutuhan pangan utama.
Sementara itu, Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori menambahkan, lahan yang terbatas itu telah membuat upaya swasembada tiga komoditas utama sangat berat.
“Kalau lahannya hanya segitu, ketika satu komoditas bertambah luas panennya, maka otomatis akan diikuti dengan penurunan luas panen komoditas yang lain. Ini sudah terjadi puluhan tahun,” katanya.
Produksi padi di Indonesia saat ini tiap tahunnya bisa mencapai 57,8 juta ton. Bila dikonversi menjadi beras, berat padi menyusut 62,8 persen, sehingga produksi hanya menjadi 36,29 juta ton beras.
Sementara itu, kebutuhan beras untuk konsumsi penduduk Indonesia dalam setahun bisa mencapai 18,72 juta ton, belum termasuk untuk pengadaan industri komersial.
Produksi beras diperkirakan bisa berkurang karena komoditas lainnya seperti jagung mulai mengalami kelebihan produksi, yaitu tercatat sebesar 19,61 juta ton pada 2015 menjadi 27,95 juta ton pada 2017.
Kondisi ini bisa sedikit menghambat produksi beras, sehingga dibutuhkan solusi baru untuk pengadaan lahan, seperti pembukaan sawah baru di beberapa provinsi dalam waktu cepat.(Mer).