Matanurani, Bandung – Calon presiden Joko Widodo alias Jokowiterang-terangan menyindir lawan politiknya untuk tidak menyebut lagi Pasal 33 ayat 3 Undang-undang Dasar 1945, yang mengatur soal tanah, air udara dan kekayaan yang berada di dalamnya di kuasai negara untuk kemakmuran rakyat.
”Jangan teriak pesimisme lagi, jangan coba teriak Pasal 33..Pasal 33…tapi dia sendiri memiliki lahan lima kali lipat lahan Jakarta,” ujar Jokowi saat berpidado di Deklarasi Alumni Jabar Ngahiji, di Monumen Perjuangan Rakyat Jabar, Kota Bandung Minggu (10/3) kemarin.
Mendengar pernyataan itu, massa yang diprediksi mencapai ribuan lebih itu langsung kompak berteriak. “Balikin…balikin…balikin,” ujar massa yang berteriak. Jokowi sendiri tertegun kemudian melanjutkan pidatonya.
“Saya meyakini dengan optimisme Indonesia bisa maju. Bukan pesimisme,” ujar Jokowi. Ia tidak menyebut pada siapa sindiran itu dilontarkan.
Menurutnya, pemberian hak atas tanah dari negara ke individu atau korporasi dalam konsesi hak guna usaha atau hak guna pakai dilegalkan menurut undang-undang.
“Tapi penggunaan lahannya harus produktif, harus memberikan manfaat dan kontribusi pada rakyat dan negara. Tapi kalau hanya kuasai lahan lima kali lipat dari Provinsi DKI Jakarta,” ujar Jokowi.
Ia menyiratkan kegeramanya terhadap isu yang beredar bahwa selama ia memimpin, kerap membiarkan pihak asing menguasai tanah di Indonesia. Sedangkan, apa yang ia lakukan seperti membagikan sertifikat tanah ke rakyat diartikan tidak bergun.
“Justru saya dituding berikan tanda bukti hak hukum lebih dari 16 juta sertifikat, memberikan konsesi ke rakyat 2,6 juta hektare, dibilang tidak berguna,” ujar Jokowi.
Selama satu periode memimpin, ia mengakui memaksimalkan potensi infrastruktur untuk kebaikan bersama dan secara besar-besaran
“Pembangunan ke depan kami akan betul-betul maksimalkan dalam pembangunan sumber daya manusia karena kita tidak ingin terjebak dalam perangkap pendapatan kelas menengah. Apalagi, prediksi pada 2040, Indonesia akan masuk ke dalam jajaran negara terkuat di dunia,” ujar Jokowi.
Jokowi menyinggung soal peranan Jabar. Menurutnya, Jabar sebagai miniatur Indonesia karena warganya beragam identitas kebudayaan.
“Jabar ini miniatur Indonesia jangan sampai urusan politik baik pemiluhan bupati, walikota, gubernur, legislatif hingga pemilihan presiden membuat kita terpecah-pecah, jadi tidak saling sapa antar kampung, tetangga atau teman. Rugi besar itu, karena aset besar yang kita miliki persatuan kerukunan dan persaudaraan,” ujar Jokowi.
Jokowi menyempatkan diri untuk melayani permintaan foto oleh pendukungnya saat menghadiri Deklarasi Alumni Jabar Ngahiji, dukung Jokowi di Monumen Perjuangan (Monju) Rakyat Jabar, Kota Bandung Minggu (10/3).
Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 10.00. Panggung kecil disediakan di pelataran Monju. Selama kurang lebih 30 menit, Jokowi berpidato di atas panggung itu, dikeliling ribuan massa yang mengelilinginya.
Saat menuju dan meninggalkan panggung itu, ia tampak berdesakan melewati massa yang mendekatinya. Untuk bersalaman, melihat rupa Jokowidari dekat hingga berfoto selfie. (Jen).