Matanurani, Jakarta – Masih ingat kereta otonom tanpa rel yang begitu dipuja-puja Jokowi saat beroperasi di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur? Kini semuanya tinggal cerita. Kereta itu tak cocok digunakan di IKN, bakal dikembalikan ke China.
Berdasarkan hasil penilaian hingga evaluasi Otorita IKN (OIKN), kereta tanpa rel atau bahasa kerennya Autonomous Rail Transit (ART) itu, tidak bisa berfungsi dengan baik.
Kepala OIKN Basuki Hadimuljono mengaku belum bertemu dengan Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi untuk membicarakan rencana pengembalian kereta tersebut.
Selanjutnya Basuki menyerahkan urusan sepur ART ini, kepada Deputi bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN, Mohammed Ali Berawi.
“Itu nanti Kemenhub. Saya belum ketemu dengan Pak Menhub, nanti biar Pak Deputi Teknologi Hijau,” kata Pak Bas, sapaan akrab Basuki Hadimuljono di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Senin (18/11).
Mengingatkan saja, kereta tanpa rel ini, merupakan hasil kerja sama antara OIKN dan Norinco, dengan partisipasi dari CRRC, selaku perusahaan sarana perkeretaapian terkemuka asal China.
Berdasarkan hasil penilaian hingga evaluasi, ditemukan transportasi belum dapat berfungsi dengan baik.
“Hasil dari penilaian Proof-of-Concept (PoC) ditemukan bahwa sistem autonomous dari trem otonom belum dapat berfungsi dengan baik,” kata Ali.
Karena itu, OIKN akan meminta Norinco untuk mengembalikan kereta tersebut ke China. “Jika tidak maka sesuai dengan perjanjian MoU untuk PoC, kita akan meminta pihak Norinco untuk mengembalikan trainset dari IKN ke China,” ucapnya.
Saat masih berkuasa, Jokowi sempat mencoba ART ini Ketika berada di IKN pada 13 Agustus 2024.
Kala itu, Jokowi didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan sejumlah menteri menjajal kereta itu.
Usai menikmati empuknya bangku ART, Jokowi mengatakan, IKN cocok untuk moda transportasi buatan China itu.
“Trem otonom ini, jalannya harus lebar. Cocok dengan IKN yang desain jalannya lebar. Cocok juga dengan kota-kota lain. Apalagi transportasi ini berbasiskan energi hijau,” kata Jokowi.
Kemudian Jokowi menyebut kota besar seperti Surabaya, Makassar, Medan dan Bandung cocok untuk memiliki ART yang sangat ramah lingkungan. Kelebihan lain dari kereta tanpa rel ini, biaya pengadaannya murah.
Tak perlu bebaskan lahan untuk rel karena kereta ini bisa memanfaatkan jalan yang sudah ada.
Syaratnya, ya itu tadi, jalannya harus lebar. Sehingga, biaya pembangunan kereta tanpa rel ini, lebih murah ketimbang MRT bahkan LRT.
“Trem otonom kira-kira Rp70-an miliar per satu unit rangkaian. Kalau mau membangun MRT, per kilometernya Rp2,3 triliun. Kalau membangun LRT, kurang lebih Rp700 miliar per kilometer,” terang Jokowi. (Ini).