Matanurani, Jakarta – Pemerintahan Jokowi selama 4 tahun ini disebut telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam hal pemberantasan tindak pidana terorisme.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, TB Ace Hasan Syadzily, dalam rangka menjelang Debat Perdana Pilpres 2019 dengan tema Hukum, HAM, Korupsi dan Terorisme yang akan diselenggarakan pada 17 Januari 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta.
Ace mengungkapkan bahwa dalam debat perdana nanti, Jokowi diyakini akan mampu menjawab dengan mudah semua pertanyaan dari tim panelis, termasuk soal penanganan kasus terorisme yang sudah dilakukan dengan sangat tepat, cepat dan tanggap oleh pihak kepolisian dalam hal ini Densus 88.
Ace menilai, Kepolisian telah dengan cepat menangkap pelaku dari berbagai peristiwa terorisme yang dilakukan atas motif dan alasan apapun. Selain itu, menurut Ace, koordinasi antara kepolisian, Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI dilakukan bukan hanya pada saat penindakan, tetapi juga melakukan antisipasi terjadinya tindakan teror tersebut.
“Khusus dalam bidang pemberantasan aksi terorisme, Pak Jokowi menekankan antara pendekatan soft power dengan hard power. Pak Jokowi telah menggunakan kedua pendekatan ini dan mendapatkan apresiasi dunia,” ungkapnya, Jakarta, Minggu (13/1).
Ace menyampaikan bahwa pada periode selanjutnya, kinerja semua lembaga terkait juga akan ditingkatkan lagi. Hal itu menurut Ace, agar paham radikalisme tidak masuk ke tengah-tengah masyarakat.
Bahkan, Ace menegaskan, penguatan sistem penegakan hukum untuk mengatasi tindakan terorisme juga akan diperkuat lagi.
“Pak Jokowi akan meningkatkan upaya terpadu untuk menanggulangi terorisme, mulai dari peningkatan pemahaman ideologi negara untuk mengurangi radikalisme atau deradikalisme, pengembangan sistem pendidikan,” ujarnya.(Aku).