Matanurani, Jakarta – Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Hendri Saparini optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu tumbuh lebih tinggi ke depannya. Salah satunya didorong oleh bonus demografi yang dimiliki Indonesia pada 2020.
Dia mengungkapkan, dalam 4 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami peningkatan. Dengan adanya bonus demografi, pertumbuhan tersebut diyakini akan lebih tinggi lagi.
“Pertumbuhan ekonomi kita ke depan sangat berpotensi tumbuh lebih tinggi karena ada bonus demografi. Ini kesempatan kita. Optimiskah kita? Kita cukup optimis, karena 2018 kita heboh untuk kegiatan politik. Pertumbuhan ekonomi kita di 2018 lebih baik dari 2017. Provinsi-provinsi utama juga tumbuh lebih baik. Ini salah satu optimisme kami, bisa kita optimalkan,” ujar dia dalam acara 100 Ekonomi Perempuan Indonesia di Jakarta, Selasa (26/3).
Namun demikian, Indonesia masih memiliki tantangan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi ini. Salah satunya kondisi global yang masih penuh dengan ketidakpastian.
“Ketidakpastian global akan berkepanjangan. Dengan melihat di 2018 kita tumbuh cukup bagus, maka kita yakin semua tantangan, harga komoditas melemah, pertumbuhan ekonomi negara-negara lain melemah. Memerlukan upaya kita semua untuk mencari terobosan-terobosan agar pertumbuhan ekonomi lebih tinggi bisa terealisasi,” kata dia.
Menurut Hendri, yang perlu dilakukan pemerintah ke depannya yaitu memaksimalkan mesin-mesin pendorong pertumbuhan ekonomi. Antara lain yaitu sektor jasa dan industri guna menyerap tenaga kerja dan meningkatkan ekspor nonmigas.
“Apa yang harus dilakukan? Apa tantangan kita? Kita harus dorong sektor lain, selama ini share jasa makin tinggi, perdagangan. Kita perlu kaji apa ada sektor lain yang belum dioptimalkan. Manufacturing industry, memang cukup baik tapi dibanding negara lain masih rendah. Ini tantangan kita untuk dorong sektor manufaktur,” tandas dia.(Lip).