Matanurani, Tokyo – Menteri Perindustrian mengunjungi Jepang untuk membahas investasi pada kawasan industri Indonesia guna mengatasi kebutuhan akan bahan baku.
Airlangga Hartarto, Menteri perindustrian (Menperin), menyampaikan telah bertemu dengan Yasushi Akahoshi, Presiden Japan External Trade Organization (Jetro) dan jajaran direksi Sojitz Corporation untuk mengajak mereka agar terus meningkatkan investasinya di Indonesia.
Menperin menambahkan sejumlah kawasan industri (KI) di Indonesia sudah siap menerima masuknya investasi asing, termasuk dari Jepang.
“Kami berharap industri Jepang yang bergerak di bidang pengolahan mineral logam, pembangkit listrik, gasifikasi batu bara, petrokimia, dan kaca dapat berinvestasi pada lokasi KI yang telah disiapkan,” kata Airlangga melalui siaran pers.
Menperin menyebutkan KI terebut antara lain di Dumai, Riau, yang industrinya telah dilengkapi pembangkit listrik dengan kapasitas 50 mmegawatt, terminal crude palm oil (CPO), dan pengolahan limbah. Kawasan ini dapat digunakan untuk pengembangan industri gasifikasi batu bara dan oleochemical.
Indonesia juga menawarkan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, dengan total area seluas 2.933 hektare serta didukung power plants 23 MW dan 500 MW. Kawasan yang dilengkapi dengan residensial area dan pelabuhan ini didorong sebagai kawasan untuk heavy industry dan permesinan.
Selanjutnya, Menperin mengungkapkan KI yang berpotensial untuk mendapatkan investasi bertempat di Kendal, Jawa Tengah, dengan lahan seluas 2.700 hektare serta dekat dengan pelabuhan Semarang.
Di KI Kendal akan dibangun industri furnitur, industri makanan, dan industri garmen. “Dengan upah buruh yang kompetitif, maka kawasan ini akan memiliki keunggulan dibanding dengan yang lain,” tuturnya.
Airlangga menawarkan juga lokasi KI Bontang, Kalimantan Timur. Kawasan ini akan dikembangkan untuk industri gasifikasi batu bara. Dengan didukung area seluas 265,6 hektare, saat ini dibangun industri jasa minyak dan gas di kawasan tersebut.
Tujuan utama Menperin mengunjungi Negeri Sakura ini agar industri dari Jepang yang berada di Indonesia dapat memperkuat rantai pasoknya, sehingga akan membantu mengatasi masalah kebutuhan bahan baku di dalam negeri. Dengan begitu, diharapkan adanya peningkatan investasi dari industri terkait.
Sementara itu, Menperin menjelaskan pemerintah Indonesia berkomitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memberi kemudahan melalui deregulasi serta paket kebijakan ekonomi yang telah diterbitkan.
Dia optimistis perekonomian di Indonesia akan lebih membaik tahun ini. “Apalagi adanya penurunan harga gas industri dan harga komoditas mulai bangkit.”
Tidak hanya memburu penanaman modal dari perusahaan manufaktur skala besar, diharapkan peningkatan kerja sama ekonomi dengan Jepang akan menyasar pula pada pengembangan teknologi dan inovasi, sumber daya manusia, serta industri kecil dan menengah di dalam negeri. “Kami sampaikan, di Indonesia sangat potensial sekali bagi pasar dan bisnis mereka saat ini.”
Dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, total investasi Jepang di Indonesia mencapai US$19,7 miliar. Jumlah perusahaan Jepang di Indonesia hingga sudah lebih dari 1.750, dengan kegiatan usahanya di bidang manufaktur, infrastruktur, dan jasa.
Pada tahun 2016 nilai investasi Jepang ke Indonesia sebesar US$5,4 miliar atau naik 86% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang US$2,9 miliar. Beberapa industri Jepang yang cukup aktif berinvestasi di Indonesia antara lain sektor otomotif, logam, mesin, dan elektronika. (Bis).