Home News KPPU Nilai Harga Pangan Mahal Ganjal Pertumbuhan Ekonomi

KPPU Nilai Harga Pangan Mahal Ganjal Pertumbuhan Ekonomi

0
SHARE

Matanurani, Jakarta – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menilai gejolak harga bahan pokok sejak beberapa bulan terakhir menjadi salah satu faktor penahan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021.

Tercatat, laju ekonomi tiga bulan pertama tahun ini negatif 0,74 persen. Artinya, resesi belum berakhir.

Deputi bidang Kajian dan Advokasi KPPU Taufik Ariyanto menyebut kenaikan harga barang pokok menjadi penyumbang terbesar inflasi. Saat harga naik, masyarakat mengerem konsumsi.

KPPU mencatat berdasarkan data pemerintah, inflasi pasar mencapai 0,58 persen selama periode pengawasan Januari hingga April 2021. Komponen kontributor inflasi paling besar berasal dari bahan makanan dan minuman (mamin), yakni sebesar 0,05 persen.

Ujung-ujungnya pertumbuhan mamin yang merupakan kontributor lebih dari 50 persen dari konsumsi rumah tangga (RT) pun terdampak. Tak heran kalau realisasi konsumsi RT kuartal I 2021 menunjukkan kontraksi sebesar 2,23 persen.

KPPU memantau sejak beberapa bulan terakhir ada beberapa komoditas pokok yang harganya lebih mahal dari normal, seperti daging sapi, daging ayam, telur ayam, cabai, kacang kedelai, dan lainnya.

“Jadi kami melihat ada kaitan inflasi bahan pangan yang menjadi kontributor terbesar inflasi. Sepanjang inflasi tidak terkendali atau tinggi untuk beberapa komoditas pangan, maka akan mengganjal pertumbuhan ekonomi, terutama di konsumsi RT,” bebernya pada press briefing, Kamis (6/5).

Kendati terjadi kenaikan harga komoditas bahan pokok, dia menyimpulkan kenaikan masih dalam tataran wajar dan belum ditemukan potensi pelanggaran persaingan usaha dalam penjualan.

Sementara itu, hingga menjelang Lebaran saat ini, KPPU memantau di beberapa daerah daging sapi dan daging ayam masih lebih mahal dari normal.

Gejolak harga bahan pokok jelang Lebaran dipengaruhi oleh distribusi yang mulai dilakukan pengetatan oleh pemerintah. Terlebih, lanjutnya, pemerintah resmi melakukan penyekatan keluar masuk orang di sejumlah wilayah, dimulai pada tanggal 6 Mei 2021.

“Secara rata-rata, fluktuasi masih terjadi di komoditas daging sapi, ayam, dan cabai. Gejolak harga ini juga dipengaruhi oleh masa panen di beberapa bahan pokok dan meningkatnya permintaan konsumen selama satu bulan terakhir terhadap bahan pokok jelang Lebaran,” tutupnya.(Sin).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here