Matanurani, Jakarta – Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,7 persen di tahun 2023 mendatang.
Dilansir dari VoA, Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Gerogieva menjelaskan bahwa akan ada beberapa negara yang gagal dalam membayar utangnya.
“Kami kembali memangkas pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,7 persen di tahun 2023 mendatang, lewat pemangkasan ini kami menyadari bahwa akan ada beberapa negara yang gagal dalam membayar utangnya sebab hadirnya resesi membuat seluruh lini pasar perekonomian semakin melandai,” jelas Kristalina.
“Memang ini merupakan situasi yang sangat sulit, tapi percayalah kita bisa menghadapi tantangan ini kedepannya,” tambahnya.
Terjadinya perang geopolitik antara Rusia dan Ukraina, lanjutnya, after effect pandemi, inflasi, ekonomi China yang kian melambat, perubahan iklim dan penguatan nilai tukar dolar AS menjadi pemicu utama meningkatnya risiko resesi semakin buruk.
Bahkan tak sedikit dari para ekonom mencatat beberapa faktor yang disebutkan diatas menyebabkan perlambatan ekonomi global.
Lalu Bagaimana dengan Indonesia ?
Ancaman resesi semakin mendekati Indonesia. Semua pihak pun diminta waspada karena dampak resesi tidak hanya berimbas kepada ekspor tetapi sendi-sendi kehidupan masyarakat biasa.
Tidak hanya di Amerika Serikat (AS), dampak resesi juga akan dirasakan warga Indonesia, termasuk mereka yang menggantungkan hidupnya pada komoditas seperti di Kalimantan hingga Sumatera.
Menurut Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Gerogieva menjelaskan bahwa akan ada beberapa negara yang gagal dalam membayar utangnya.
“Situasi ekonomi global menjadi lebih dan lebih menantang. Entahlah ini berlebihan untuk mengatakan bahwa dunia dalam kondisi berbahaya,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers usai pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara anggota G20 di Washington DC, Amerika Serikat (AS), Jumat (14/10).
Bank Mandiri dalam laporannya Sectoral Searching for Opportunities to Grow menggambarkan bagaimana resesi terjadi serta dampaknya ke Indonesia. Dalam hitungan Bank Mandiri, dampak resesi kemungkinan akan panjang yakni hingga 2024.
Resesi global ditandai dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia, melandainya permintaan dari negara maju, melemahnya harga komoditas, dan terjadinya arus pembalikan modal (capital reserval). (Aku).