Matanurani, Tokyo – Ilmuwan Jepang mengungkap sebuah kawah sepanjang 50 kilometer dengan celah selebar 1.000 meter di permukaan Bulan. Kawah tersebut memiliki bentuk seperti tabung lava sehingga mirip dengan gua. Kawah tersebut bahkan bisa menjadi rumah kedua bagi koloni manusia di masa mendatang.
Menurut Japan Exploration Agency (Jaxa), gua itu ditemukan oleh penjelajah Selenologi dan Teknik Jepang (Selene) dengan menggunakan sistem radar.
Menurut ilmuwan Jepang, ceruk yang terletak di bawah wilayah kubah vulkanik, yang dikenal sebagai Bukit Marius, kemungkinan terbuat oleh aktivitas vulkanik sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu.
“Kami sudah tahu tentang lokasi yang dianggap sebagai tabung lava, tapi keberadaan mereka belum dikonfirmasi sampai sekarang,” kata peneliti senior Jaxa, Junichi Haruyama, Jumat (20/10).
Menurut The Guardian, gua tersebut telah diusulkan sebagai kandidat potensial untuk basis eksplorasi bulan ke depan atau untuk koloni manusia.
Hal itu karena stabilitas strukturalnya menawarkan perlindungan dari suhu ekstrem Bulan dan kosmik radiasi yang menyelimuti permukaannya. Sebagaimana diketahui, suhu bulan bisa mencapai 224 derajat Fahrenheit pada siang hari, dan menjadi -153 derajat Celsius pada malam hari.
Penemuan kawah tersebut muncul karena banyak negara meningkatkan rencana misi ke bulan dalam beberapa tahun mendatang, termasuk kerja sama AS-Rusia dan Tiongkok-Eropa untuk membangun basis koloni di bulan.
Jepang menargetkan misi pendaratan ke bulan pada 2030, sementara Tiongkok menetapkan batas waktu misi tersebut pada 2036 di antara rencana luar angkasa ambisius lainnya yang mencakup eksplorasi Mars pada 2020.
Selain itu pihak swasta, seperti SpaceX milik Elon Musk yang mengumumkan perjalanan pribadi pada 2018. (Koj).
