Home News ADB Ramal Ekonomi Indonesia 2020 Tumbuh Negatif 1%

ADB Ramal Ekonomi Indonesia 2020 Tumbuh Negatif 1%

0
SHARE

Matanurani, Jakarta  – Dalam laporan terbarunya yang baru saja dirilis, Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank/ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan terkontraksi atau minus 1%.

Kontraksi tahun ini, merupakan kemerosotan perekonomian Indonesia yang pertama sejak krisis keuangan Asia pada tahun 1997-1998.

Direktur ADB untuk Indonesia, Winfried Wicklein menjelaskan, di dalam laporan Asian Development Outlook (2020) Update dijelaskan, pemulihan Indonesia tahun depan akan didukung oleh perekonomian global dan reformasi domestik yang meningkatkan investasi.

“Perekonomian Indonesia diperkirakan akan mengalami kontraksi 1,0% tahun ini di tengah pandemi penyakit virus korona (COVID-19), sebelum naik kembali ke tingkat pertumbuhan 5,3% pada tahun 2021,” jelas Wicklein dalam siaran resminya, Rabu (16/9).

Proyeksi pertumbuhan Indonesia yang diperkirakan -1% pada tahun 2020 tersebut, dengan melihat sektor konsumsi di Indonesia. Di mana konsumsi mengalami kontraksi pada paruh pertama tahun 2020, seiring pemotongan belanja oleh rumah tangga dan penundaan investasi oleh dunia usaha.

Di samping itu, permintaan terhadap ekspor Indonesia ikut merosot seiring diberlakukannya karantina wilayah di seluruh dunia. Laporan ADB ini memperkirakan belanja rumah tangga masih akan tetap rendah dalam waktu dekat, mengingat pembatasan sosial yang dilaksanakan guna mengendalikan penyebaran virus.

Lemahnya permintaan domestik dalam jangka waktu dekat menyebabkan prakiraan inflasi Indonesia tahun ini diturunkan menjadi rata-rata 2,0%, turun dari 3,0% yang disebutkan ADB dalam prakiraan April.

Sementara itu, impor barang modal merosot lebih tajam daripada kontraksi pendapatan dari pariwisata dan ekspor komoditas, sehingga defisit transaksi berjalan kini diperkirakan akan turun menjadi setara dengan 1,5% produk domestik bruto 2020.

“Meskipun memiliki fundamental makroekonomi yang kuat, Indonesia diperkirakan akan menghadapi jalur pertumbuhan yang sulit sampai dengan akhir tahun 2020, mengingat besarnya ketidakpastian dalam cakupan dan tren pandemi di Indonesia,” jelas Wicklein.

Ke depan, Menurut Wicklein, prioritas kebijakan yang konsisten dan terkoordinasi, disertai keseimbangan antara perlindungan nyawa dan mata pencaharian, serta memulai kembali kegaitan usaha secara aman, tetap penting guna memastikan pemulihan yang cepat dan inklusif.

Kemudian di 2021, pertumbuhan ekonom Indonesia, ADB memproyeksikan akan tumbuh 5,3% dan seiring pulihnya belanja rumah tangga dan dunia usaha. Pada tahun 2021, inflasi diperkirakan akan naik ke 2,8%.(Cnb).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here