Matanurani, Jakarta – Investor asal China, Tsingshan Holding Group, berencana berinvestasi di Kawasan Industri Tanah Kuning, Kalimantan Utara (Kaltara). Nilai investasi yang akan digelontorkan sebesar USD28 miliar atau setara Rp372,4 triliun (nilai tukar rupiah Rp13.300 per USD).
Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Imam Haryono mengatakan, Tsingshan sangat berminat untuk membangun kompleks smelterterintegrasi.
“Tsingshan sudah di-declare oleh China sebagai industri yang paling baik di luar negeri. Dengan masuknya mereka, kita ingin memperkuat struktur industri kita, baik struktur industri automotif, mesin, maupun alat kesehatan dan sebagainya,” ujarnya di Jakarta.
Imam memaparkan, Tsingshan akan memproduksi feronikel berkapasitas 1,5 juta ton per tahun, ferokrom 1,2 juta ton per tahun, stainless steel 2 juta ton per tahun, mangan 0,5 juta ton per tahun, dan ferosilikon 0,2 juta ton per tahun.
“Paling besar carbon steel 10 juta ton per tahun dan alumina 1 juta ton. Mereka juga mau membangun hydropower berkapasitas 7.200 megawatt,” jelasnya. Luas lahan yang tersedia 11.000 hektare (7.000 HGU berupa kebun; 4.000 hektare dialokasikan tahap 1 pengembangan; 400 hektare dibebaskan PT Delman; 3.600 hektare ditawarkan kepada investor).
Tenant yang ada antara lain PT Inalum (smelter), PT Delma (lahan), PT Pertamina (infrastruktur gas), dan PT Borneo Alumindo Prima (BAP). “Kuncinya di sana ada lima proyek besar, yaitu kawasan industri itu sendiri, kompleks smelter hingga hilir, perlunya international port, adanya kota baru mandiri, tapi itu di luar industri, dan ada hydropower,” tutur Imam.
Kaltara merupakan wilayah pengembangan industri yang tertuang di dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035. Nantinya, pengembangan kawasan industri Tanah Kuning di Kaltara mencakup Pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) lengkap dengan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, pelabuhan laut, dan bandara.
Selain itu, kawasan yang ditargetkan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 60.000 orang ini rencananya dilengkapi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 7.080 megawatt di Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, dengan nilai investasi sekira Rp170 triliun. Selanjutnya ada industrial park seluas 4.000 ha pada tahap pertama.
Kemudian zona smelter alumina dan industri aluminium seluas 100 ha. Yang terakhir, kawasan perumahan terintegrasi seluas 200 hektare. Di samping itu, jika melihat latar belakangnya, Tsingshan merupakan perusahaan iron and steel yang sudah berhasil membuka industri di Morowali, Sulawesi Tengah. Saat ini Tsingshan sudah berproduksi hingga 2 juta lebih stainless steel di Morowali.(Oke).