Matanurani, Jakarta – Menanggapi kabar tentang bantuan bibit jagung yang tak bermutu di Samosir, Jumat (19/10) Ketua kelompok kerja pangan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Benny Pasaribu menilai dampak tersebut akan merugikan petani serta keuangan negara.
“Lalu kerugian yang dialami petani dan keuangan negara akibat pemakaian bibit yang rusak tersebut, siapa yang bertanggung jawab? Mengingat petani sudah mengeluarkan biaya untuk pengolahan lahan, beli pupuk, dan lain lain, “kata Benny yang juga Wakil Ketua Umum Kadin itu kepada Matanurani di Jakarta, Jumat (19/10).
Semestinya lanjut Benny kejadian itu tak perlu terjadi jika bibit-bibit tanaman dapat diproduksi secara lokal oleh petani sendiri. Itulah yg diganti oleh pemerintah..
Selain itu setiap kepala-kepala daerah sebaiknya saat menerima bantuan bibit, baik gratis maupun tidak harus di cek dahulu kualitas, terutama daya tumbuh dan produktivitasnya di laboratorium.
“Jangan sampai setelah ditanam, baru tau mutu bibitnya tidak sesuai dengan harapan petani,” ungkap Benny.
Dalam ingatan Benny, bibit rusak seperti ini bukan sekali ini saja terjadi. Maka supaya tidak berulang, Menurut Benny, kasus ini harus digugat jika perlu langsung ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Alat bukti ada dan terang benderang. Yaitu Bibit jagungnya rusak dan tidak dianjurkan untuk ditanam,” tegas Benny. (Smn).
