Matanurani, Tokyo – Jumatan lalu cukup spesial dengan adanya “kunjungan kerja gubernur yang belum dilantik” ke Tokyo.
Anies sendiri menjelaskan bahwa kunjungannya bersifat pribadi, disponsori oleh salah satu lembaga swasta Jepang.
Kursi yang sebelumnya diisi separuh, menjelang akhir terisi oleh anak-anak SD-SMA dari Sekolah Republik Indonesia.
Peserta jumatan lebih memilih pulang setelah makan di kantin.Pasukan “Emak-emak heboh” ogah datang.
Anies terkungkung dalam kesendirian, sedang mereka yang mengangkat tangan sebagai warga Jakarta kurang dari 10 orang.
Anies sepertinya tidak level untuk berbicara di Jepang.
Gebrakannya untuk mengorek kemiskinan Jakarta, seolah cerita yang mengada-ada.
Katanya, Masyarakat Jakarta tidak hanya menderita secara lahir (miskin), tetapi juga secara bathin (kesenjangan).
Ia membandingkan kondisi Jakarta dengan perkampungan yang tanpa listrik, tetapi masyarakatnya bahagia karena memiliki tanah luas dan hidup dalam keluarga.
Artinya, ia sendiri tidak tahu tentang sejarah Tokyo, “kota termiskin di dunia” saat zaman Edo.
Untung saja saat itu hanya 2 orang Jepang yang datang, ya sang donatur tadi.
Jadi kesan saya tentang ” PENDIDIKAN DAN MUKA JAKARTA KE DEPAN”, sangat pesimis dan makin hancur.
Seperti biasa, Anis dengan mulut manisnya hanya memutar-mutar kata sambil menyerahkan semuanya ke audience…..
Dan sayapun memilih ngantor karena mules…..
Sumber: Akun FB Lutfi Bakhtiyar