Home News Tanpa Impor, Harga Beras Turun

Tanpa Impor, Harga Beras Turun

0
SHARE

Matanurani, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan harga beras semua dari kualitas premium, medium, dan kualitas di luar penggilingan mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan rata-rata harga gabah umum di 29 Provinsi tercatat mengalami penurunan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto menjelaskan harga gabah yang menurun tersebut disebabkan karena meningkatnya pasokan gabah di tengah musim panen raya.

“Rata-rata harga gabah umum di 29 Provinsi tercatat mengalami penurunan karena pasokan gabah meningkat. Terjadi karena ada beberapa sentra produksi padi masih mengalami musim panen raya,” jelas Setianto dalam konferensi pers, Senin (3/5/.

Dari 2.523 transaksi penjualan gabah di 27 provinsi selama April 2021 BPS mencatat transaksi gabah kering panen (GKP) sebesar 65,36%, gabah kering giling (GKG) 13,71%, dan gabah luar kualitas 20,93%.

Selama April 2021, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp 4.275,- per kilogram (kg) atau turun 2,51% dan di tingkat penggilingan Rp 4.398,- per kg atau turun 1,85% dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

Adapun rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp 4.882,- per kg atau turun 6,36% dan di tingkat penggilingan Rp 4.994,- per kg atau turun 6,31%. Harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp 3.981,- per kg atau turun 1,54% dan di tingkat penggilingan Rp 4.084,- per kg atau turun 1,32%.

Setianto mengungkapkan rata-rata harga GKP yang mengalami penurunan harga atau deflasi tertinggi terjadi di Provinsi Jambi dan Kepulauan Bangka Belitung.

“Masing-masing turun sebesar 18,88% di Jambi dan 15,7% di Bangka Belitung. Ini terjadi karena sedang terjadi musim panen di kedua Provinsi tersebut,” jelas Setianto.

Kemudian GKG dengan deflasi tertinggi terjadi di Provinsi Lampung dan Yogyakarta. Di mana masing-masing turun 8,93% di Lampung dan 7,60% di Yogyakarta.

“Hal ini menyebabkan harga beras kualitas premium, medium, dan harga beras luar kualitas mengalami penurunan,” jelas Setianto.

Setianto merinci, pada April 2021, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 9.550 per kg atau turun 0,60% jika dibandingkan bulan sebelumnya.

Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 8.979 per kg atau turun 1,91%, dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp 8.675 per kg atau turun sebesar 0,76%.

“Dibandingkan dengan April 2020, rata-rata harga beras di penggilingan pada April 2021 untuk kualitas premium,
medium, dan luar kualitas masing-masing turun sebesar 4,68%, 7,16%, dan 3,49%,” jelas Setianto.

Nilai Tukar Petani Turun 0,35%

Nilai tukar petani pada April 2021, yang mencatat turun 0,35% dibandingkan bulan sebelumnya.

Setianto menjelaskan penurunan NTP turun dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun sebesar 0,10%, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,25%.

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

“NTP April 2021 terjadi penurunan 0,35% secara month-to-month. Ini terjadi karena ada penurunan NTP di subsektor tanaman pangan sebesar 1,18% dan hortikultura turun 2,62%,” jelas Setianto.

“Namun untuk sub sektor lainnya mengalami kenaikan, seperti tanaman perkebunan rakyat naik 0,89%, peternakan 1,31%, perikanan 0,99%,” kata Setianto melanjutkan.(Cnb).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here