Matanurani, Jakarta – Benny Rhamdani meluruskan polemik pernyataanya yang viral di media sosial soal perang melawan barisan anti-pemerintah.
Tokoh relawan Jokowi yang juga menjabat Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) itu membuat klarifikasi dalam sesi wawancara yang rekaman videonya ditayangkan kanal Youtube Barikade 98.
Benny menegaskan bahwa cuplikan dialognya dengan Presiden Jokowi di acara Nusantara Bersatu tidak utuh memuat pokok pembicaraan.
Mantan Anggota DPD RI dari Sulawesi Utara itu menegaskan bahwa sebetulnya Jokowi dan dirinya sedang membahas situasi nasional dari sisi ekonomi, sosial maupun hukum.
“Apa sih yang enggak ‘digoreng’ di negara ini? Ya, oleh pihak-pihak tertentu yang anti-pemerintah, anti-Jokowi apalagi, itu (pelintiran) terjadi karena acara Presiden Jokowi,” ucap Benny, Selasa (29/11).
Ketua umum Barikade 98 itu juga memastikan obrolannya dengan Jokowi dilakukan secara terbuka.
“Pak Jokowi punya kebiasaan ngobrol tanpa jarak, tanpa batas dengan siapapun didengarkan, termasuk relawan. Ada masalah apa relawan menyampaikan” kata Benny.
Dia pun sempat menyampaikan soal kondisi negara yang berada di bawah ancaman serius kepada presiden.
“Ada kelompok masyarakat yang terus melakukan serangan pada presiden dengan menghalalkan segala cara dengan menyebarkan kebencian fitnah, hoax,” sambungnya.
Menurut Benny, persaingan yang tidak sehat seharusnya tidak diterus-teruskan. Keadaan itu dapat mengusik jalannya demokrasi di Indonesia.
“Artinya, kami relawan yang berpikir waras, bukan demo terus menerus, bukan kemudian memprovokasi di jalan. Bukan menebar kebencian dan caci-maki, hujatan kepada pemerintah. Kami mengambil cara waras mengusulkan kepada presiden penegakan hukum,” ujarnya. (Aku).