Matanurani, Jakarta – Mayoritas responden menganggap subsidi BBM yang diberikan pemerintah tidak tepat sasaran. Hal tersebut sebagaimana hasil survei Litbang Kompas yang digelar pada 6 sampai 9 September 2022.
Pada survei tersebut, 25,2 persen responden menyatakan subsidi BBM tepat sasaran, 1,2 persen responden merasa sangat tepat sasaran.
Kemudian sebanyak 59,7 responden menyatakan subsidi BBM tidak tepat sasaran, dan 9,7 persen menyatakan sangat tidak tepat sasaran. Adapun yang menyatakan tidak tahu ada 4,2 persen.
Merasa tidak tepat sasaran, responden yang disurvei menginginkan subsidi BBM yang kini telah dikurangi pemerintah dipakai untuk tiga program lainnya, yakni untuk BLT, pembangunan infrastruktur, dan pembangunan fasilitas umum (fasum).
Pengalihan untuk BLT dan bantuan sosial paling banyak dipilih responden dengan 45,8 persen. Kemudian 27,3 persen responden lainnya ingin digunakan untuk membangun infrastruktur transportasi umum.
Sedangkan 18,9 persen responden menginginkan subsidi BBM dipakai untuk membangun fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit.
Survei Litbang Kompas melibatkan 504 responden dari 34 provinsi di Indonesia. Margin of error kurang lebih 4,37 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. (Rmo).