Matanurani, Medan – Sejumlah kalangan atau praktisi pariwisata di daerah ini mempertanyakan, kenapa Sumut mulai dari jajaran pemerintah hingga semua mitra kerja (stakeholder) tidak juga melaksanakan atau mewujudkan instruksi Presiden Jokowi pada awal 2016 lalu untuk membentuk Tim Marketing Wisata Danau Toba.
Wakil Ketua Association of Indonesia Travel Agency (ASITA) Provinsi Sumatera Utara Tom CHJ Gultom dan konsultan pariwisata nasional Ir Jonathan Ikuten Tarigan menegaskan, instruksi Presiden Jokowi tersebut dicetuskan ketika merealisasi pembentukan Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) dengan wacana Badan Otorita itu mutlak harus melibatkan orang-orang yang sudah benar-benar berpengalaman memromosikan Danau Toba selama ini, terlebih yang sudah terbukti menghasilkan kunjungan turis atau wisatawan mancanegara (Wisman) ke daerah ini.
“Instruksi Presiden Jokowi itu memang bersifat lisan dan mungkin karena itu (lisan) makanya tak dilaksanakan. Padahal instruksi itu tujuannya untuk mendorong pencapaian target 1 juta Wisman ke Sumut pada 2019 yang dicanangkan ketika itu. Sampai sekarang tim atau divisi itu tak dibentuk. Kunjungan 1 juta Wisman pada 2019 praktis gagal total karena Wisman ke Sumut masih tetap di bawah angka 300.000 orang. Sekarang, dengan adanya wabah Corona yang mendunia, berbagai pihak jadi punya alasan atau dapat kambing hitam untuk bilang Wisman ke daerah atau ke negeri ini akan menurun,” ujar mereka kepada pers di Medan, Rabu petang (26/2).
Mereka mencetuskan hal itu dalam temu diskusi menjelang gelaran seminar Prospek Pariwisata Karo Pasca Musim Erupsi Sinabung yang digelar Tim Karo Volcano Park (KVP) bekerjasama dengan AMIK MBP dan Tourism Malaysia Medan, pada Sabtu (29/2).
Diskusi itu juga membahas rencana kerjasama gelaran promowisata atau launching paket wisata Karo Volcano Park dengan aksi rally-touring armada sepeda motor trail pada rute-rute KVP pada lintasan enam gunung api yang ada di kawasan Tanah Karo. Promowisata dengan armada rally-trail akan melibatkan anggota rally pehobi trail dari komunitas Expedition Trail Indonesia Mania (X-TRIM) yang didirikan Tom CHJ Gultom pada 2001 lalu.
Hadir pada pertemuan itu Ketua Yayasan AMIK MBP Dr Anna Mari Ulina Bukit, ketua panitia seminar Drs Tenang Malem Tarigan selaku calon investor KVP, Ralli Tarigan, Edward Purba dan Zulkifli Gurning dari sekretariat panitia seminar.
“Melalui seminar ini kita harap dapatkan konsep pengembangan prospek pariwisata daerah, khususnya konsep promosi dan marketing destinasi utama seperti Tanah Karo dan Danau Toba. Tujuan khususnya, bagaimana agar pariwisata bisa menjadi bagian dari item mata pencaharian atau sumber ekonomi masyarakat desa di sekitar objek wisata dan pada masanya para putra daerah atau anak-anak desa bisa menikmati biaya pendidikannya yang berasal dari incam pariwisata setempat,” ujar Tenang Malem Tarigan, yang didukung Tm Gultom dan Anna Mari Ulina Bukit.
Secara khusus, Tom Gultom pemilik dan pengelola Boraspati Tor-Travel Medan itu menegaskan, minat dan semangat promosi atau marketing untuk menggencarkan potensi serta mengangkat prospek wisata Karo dan Danau Toba harusnya ditindaklajuti secara langsung oleh semua pihak terkait, baik dari kalangan pemerintah maupun dunia usaha atau praktisi bisnis wisata, khususnya di BOPDT.
Terlepas dari dampak buruk sektor ekonomi wisata akibat wabah atau virus Corona dunia saat ini, mereka menyatakan harapan untuk bisa menemukan calon-calon investor atau promotor pengembagan pariwisata daerah ini. (Sib).