Matanurani, Jakarta – Pemerintah sedikitnya menyiapkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp120 triliun untuk tahun 2018. Target tersebut lebih tinggi ketimbang tahun sebelumnya yang mencapai Rp100 triliun.
“Targetnya sebetulnya Rp120 triliun tapi yang baru disepakati sekitar Rp116 triliun,” kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir di kantornya, Kamis (4/1).
Tak hanya itu dari sisi bunga, pemerintah juga menurunkan dari 9% menjadi 7% yang diberlakukan mulai (1/1/2018) ini, membuat pemerintah optimistis plafon yang disediakan untuk KUR akan habis. “Selain itu juga, kami ada skema khusus, penyaluran melalui kelompok,” katanya.
Ia mencontohkan, misalnya saja dalam satu kelompok terdiri dari 20 anggota. Jika satu anggota mengajukan kredit KUR sebesar Rp500 juta saja, maka dana yang tersalurkan untuk KUR di dalam kelompok tersebut mencapai Rp10 miliar.
“Kemudian penyaluran dengan multisektor, jadi bisa bertani dan berdagang juga,” kata Iskandar.
Iskandar menjelaskan, nasabah juga bisa mengajukan kredit untuk dua fungsi sekaligus, yakni pertanian dan perdagangan. Dengan demikian, jika tanah yang dimiliki oleh petani kecil, maka bisa kebutuhan lainnya bisa tertutupi dengan berdagang.
“Jadi misalnya jumlah dana pinjaman KUR Rp10 juta, maka Rp4 jutanya bisa untuk buka warung,” katanya. (Ini).
