Matanurani, Jakarta – Fenomena makan tabungan atau ‘mantab yang ngetren pada tahun lalu, rasa-rasanya berlanjut di tahun ini. Bahkan lebih parah. Ya, apa boleh buat, penghasilan tak ada sisa untuk ditabung. Sering-sering ke ATM demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Mengutip laporan dari Mandiri Institute bertajuk ‘Perkembangan Belanja Masyarakat Terkini edisi 20 April 2025’, tingkat tabungan masyarakat kelas bawah, mengalami penurunan signifikan secara tahunan alias year on year (yoy). Per April 2025, angkanya 79,9, terjun bebas ketimbang April 2024 yang masih 91,8.
Naga-naganya, fenomena ‘mantab’ semakin menggila di tahun ini. Dengan anjloknya tingkat tabungan ini, layak disimpulkan bahwa daya beli masyarakat semakin terkulai.
Sedangkan tingkat tabungan kelas menengah, relatif sama dengan posisi Ramadan 2024. Per April 2025 berada di level 101,2. Hanya beda super tpis dengan periode sama di 2024 sebesar 101,3. Tampaknya, kelompok ini sedang kencangkan ikat pinggang alias menahan belanja.
Bagaimana dengan kelompok atas? Menurut Mandiri Institute, cenderung melambat. Per April 2025 bergerak ke level 94,1 dari posisi 94,9 pada April 2024. Artinya, kelompok ini lebih banyak belanja. Hanya saja, porsinya tak besar-besar amat.
Mandiri Institute juga mencatat, belanja dalam tren normalisasi ke level 269,1, mengalami perlambatan sejak Lebaran 2025. Sejauh ini, belanja elektronik belum normal, ditengarai dari sepinya penjualan telepon genggam.
Pada Maret lalu, Bank Indonesia (BI) sebenarnya sudah mencatat adanya penurunan porsi tabungan masyarakat tiap bulan.
Per Februari 2025, proporsi tabungan tercatat 14,7 persen, atau terendah sejak Desember 2021 yang hanya 14,1 persen. Masuk akal, kala itu banyak perusahaan melakukan PHK atau jam kerja karena pandemi COVID-19.
Namun, jika dicermati lebih rinci, hampir seluruh kelompok pengeluaran mengalami penurunan proporsi tabungan, jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Misalnya, kelompok masyarakat dengan pengeluaran Rp1 juta-Rp2 juta, memiliki porsi tabungan 15,3 persen, atau sama dengan Januari 2024.
Begitu pula dengan kelompok masyarakat dengan pengeluaran Rp2,1 juta-Rp3 juta, porsi tabungannya 13,4 persen, lebih rendah dibandingkan Januari 2024 yang berada di level 16,2 persen.
Begitu pula dengan kelompok masyarakat dengan pengeluaran Rp3,1 juta-Rp4 juta, porsi tabungannya hanya 14,4 persen pada Februari 2025, terendah sejak Desember 2021.
Hal yang sama dialami kelompok masyarakat dengan pengeluaran di atas Rp5 juta, menunjukkan porsi tabungan yang terus anjlok. Mulai 19,3 persen pada Januari 2024, menjadi 16,3 persen pada Februari 2025.(Ini).