Matanurani, Vatikan – Paus Fransiskus mengutuk serangan bom di gereja dan hotel saat perayaan Paskah di Sri Lanka yang menewaskan sedikitnya 138 orang dan mencederai 400 orang. Paus Fransiskus menyebut teror bom itu sebagai ‘kekerasan kejam’.
“Saya belajar dengan kesedihan dan kepedihan berita tentang serangan besar-besaran, yang terjadi hari ini, saat Paskah, membawa duka dan rasa sakit ke gereja-gereja dan tempat-tempat lain di mana orang berkumpul di Sri Lanka,” ujar Paus Fransiskus saat menyampaikan ‘Urbi et Orbi’ di hadapan puluhan ribu umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, dikutip dari Reuters, Minggu (21/4).
“Saya berharap bisa mengekspresikan afeksi kedekatan dengan komunitas Kristiani, diserang saat sedang berdoa bersama, dan untuk semua korban dalam kekerasan yang kejam itu,” sambungnya.
Paus Fransiskus mengatakan serangan pada tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka itu ‘menimbulkan duka dan kesedihan’.
“Saya mempercayakan kepada Tuhan mereka yang telah meninggal secara tragis dan saya berdoa untuk yang terluka dan untuk semua yang menderita sebagai akibat dari peristiwa dramatis ini,” katanya.
Selain untuk Sri Lanka, dalam ‘Urbi et Orbi’-nya, Paus Fransiskus juga berdoa untuk penyelesaian konflik, terutama di Suriah, Yaman, Israel dan Palestina, Libya, Burkina Faso, Mali, Niger, Nigeria, Kamerun, Sudan, Sudan Selatan, Ukraina bagian timur, Venezuela, dan Nikaragua. Paus Fransiskus mendesak umat Katolik untuk menjadi ‘pembangun jembatan, bukan tembok’ dan untuk mengakhiri ‘deru senjata’ baik di zona konflik maupun di dalam kota.(Det).