Matanurani, Jakarta – Indonesia akan menggelar Indonesia Innovation Day (Indonesia ID 2019) di Jerman. Sebanyak 20 produk unggulan dari Pusat Unggulan Iptek (PUI) akan dipromosikan ke pasar internasional. PUI harus bisa melahirkan produk hasil riset yang bisa dihilirkan untuk kebutuhan nasional ataupun internasional agar bisa menjadi lembaga unggul.
“Sekarang kan zamannya terbuka. kita harus berani keluar. Berani menjual inovasi kita ke luar (negeri),” kata Direktur Lembaga Litbang Ditjen Kelembagaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) Kemal Prihatman dalam Forum Pembekalan Penguatan Kapasitas Hiliri sasi Produk Unggulan PUI Tahun 2019 dan Persiapan Indonesia Innovation Day 2019, di Jakarta.
Kemal menjelaskan, salah satu cara untuk memasarkan hasil inovasi dari PUI adalah dengan menginisiasi Indonesia ID 2019. Tahun ini acara tersebut akan dihelat di Kota Saarland, Jerman, 26 Juni 2019. Indonesia ID ini sudah digelar tiga kali. Pada 2017 di HighTech Cam pus Eindhoven, Belanda dan 2018 di Universitas Kobe, Jepang.
Dia mengungkapkan, pada pameran di Belanda ada sembilan kontrak yang berhasil terjalin. Ditambah lagi enam kontrak yang sampai saat ini masih dalam proses negosiasi. Sementara di Jepang, ada 20 kontrak yang berhasil terjalin dengan industri di Negeri Sakura itu.
“Kenapa laku (inovasi) karena kita memiliki kekhasan. Kita jual sesuatu yang mereka tidak miliki,” jelasnya. Dia menyampaikan, produk yang laku di Jepang saat itu mu lai obat-obatan, pangan, produk kesehatan dari buah noni, ICT, hingga teknologi pencelupan batik yang dipakai industri Jepang untuk membuat yukata (salah satu jenis kimono).
Sementara untuk di Jerman nanti, katanya, akan ada 20 produk PUI yang akan dijual untuk menjangkau pasar Eropa dan sekitarnya. Menurut Kemal, ada target lima kontrak internasional di Indonesia ID 2019 di Jerman nanti.
“Kita bidik kerja sama pembuatan produk dengan industri luar negeri dan kerja sama pengembangan pro duk dengan lembaga litbang khususnya di Eropa,” jelasnya. Kemal menjelaskan, kerja sama tersebut diharapkan mem buka peluang untuk kerja sama lanjutan serta meningkatkan ketertarikan pihak asing terhadap investasi riset di Indonesia.
Selain itu, juga membuka jalan untuk kolaborasi riset maupun industri ne gara Indonesia di lingkungan internasional, serta peluang lainnya yang mendukung peningkatan pemanfaatan hasil produk berbasis riset di Indonesia.(Sin).